Terminal Bus Diambilalih Pusat

KEBUMEN – Tim dari pemerintah pusat mendatangi Terminal Bus Kebumen untuk mendata personel dan aset yang ada, baru-baru ini. Kegiatan tersebut sebagai langkah persiapan terkait pengambilalihan Terminal Bus Kebumen dari kabupaten ke pusat.

Kepala Terminal Bus Kebumen Muhlisin didampingi Kepala Tata Usaha (TU) Yogo Prayitno mengemukakan, tim dari pusat yang ditemui Heri Prabowo dan Yoyok K. “Sesuai UU Nomor 23 tahun 2014, kewenangan terminal tipe A memang diambil alih pusat, yakni Kementerian Perhubungan.

Sehingga, Terminal Kebumen yang tipe A pun diambil alih pusat,” terangnya. Lebih lanjut, untuk terminal tipe B diambil alih provinsi, sedangkan tipe C diambil alih kabupaten dan kota madya.

Menurut Muhlisin, di kabupaten berslogan Beriman ini hanya memiliki terminal tipe A dan C. Untuk tipe B tidak ada,” imbuh Iing sapaan akrab Muhlisin sembari mengatakan, terminal tipe C berada di Gombong dan Prembun.

Dikatakan Iing, semua data untuk kepentingan pengelolaan terminal yang akan diablil alih tersebut sudah diminta tim dari pusat. Di antaranya personel PNS sebanyak 12 orang. Namun karena satu PNS akan pensiun per Mei mendatang, maka hanya 11 orang yang diusulkan ke pusat.

Aset Terminal

Begitu juga dengan pegawai tidak tetap (PTT) di Terminal Bus Kebumen sebanyak sembilan orang. Selain personel juga mendata aset Terminal Bus Kebumen berupa tanah seluas 50.076 m2.

Adapun bangunannya berada tanah seluas 26.000 m2. “Nantinya, baik personel maupun asetnya ditarik pusat. Rencananya Oktober ada penyerahan dari kabupaten ke pusat,” jelas Iing. Terminal Bus Kebumen selama ini dikelola Pemkab.

Terminal yang berada di Desa Adikarso Kecamatan/Kabupaten Kebumen itu dibangun 2003 saat bupati dijabat Rustriningsih dan sempat ada perkara hukum yang menjerat sejumlah perangkat desa setempat hingga vonis pengadilan. Dengan dikelola pusat, Terminal Bus Kebumen nantinya lebih menitikberatkan pada pelayanan.

Sedangkan selama ini yang dikelola Pemkab ditarget pendapatan mencapai Rp 450 juta per tahun. Terminal Bus Kebumen diketahui hanya ramai pada saat tertentu saja, seperti Lebaran dan Tahun Baru. Untuk hari-hari biasa sepi, hanya sekitar 300 bus dengan pendapatan Rp 600.000 per hari.

Untuk menopang pendapatan pun hanya mengandalkan Terminal Bus Kebumen, karena Gombong tidak aktif dan Prembun digunakan sebagai pasar pagi dan hanya untuk angkutan pedesaan. “Terminal Bus Kebumen yang dikelola pusat nanti sistemnya seperti stasiun dan di dalamnya seperti bandara,” terang Iing. (K5- 32)

suaramerdeka.com