Warga Ambal Ingin JLS Dibangun
KEBUMEN - Warga Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen sudah cukup lama menanti realisasi pembangunan fisik Jalan Lintas Selatan (JLS). Pasalnya, pembebasan lahan untuk JLS di Desa Sumberjati, Kaibon, Petangkuran, Ambalresmi, Kenoyojayan, dan Entak, sudah dilakukan sejak tahun 2007.
Di Kecamatan Ambal, JLS yang memanfaatkan Jalan Diponegoro hanya berjarak sekitar 800 meter dari pantai, dan sekitar 1 kilometer dari jalan utama yang ada sekarang (Jalan Deandels).
Tanah yang telah diganti rugi, dipasang patok bertuliskan RMJ (Ruang Milik Jalan). Namun karena tidak ada kejelasan kapan akan dimulai pembangunan fisiknya, warga kemudian memanfaatkannya untuk lahan pertanian.
Irfangi (60) warga Desa Ambalresmi mengaku memperoleh ganti rugi Rp 25.000 per meter untuk tanah warisan yang terkena proyek JLS. "Tanah kami yang terkena proyek JLS, panjang 30 meter, lebar 8 meter," ujar Irfangi sambil istirahat setelah menanam palawija di bekas tanahnya.
Kepala Desa Ambalresmi, Tino Anwar, sangat berharap JLS segera dibangun. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena peluang usaha semakin terbuka.
"JLS juga akan membuka potensi desa, baik pertaniannya maupun pantai yang potensial dikembangkan sebagai objek wisata," tegas Tino yang juga sebagai ketua paguyuban 32 kepala desa di Kecamatan Ambal.
Karena potensi pertanian dan wisata pantai ada di sebelah selatan Jalan Diponegoro, diharapkan dibangun jembatan penyeberangan di JLS untuk memudahkan masyarakat menuju ladang maupun wisatawan yang hendak ke pantai.
Desa Ambalresmi menjadi pusat kota Kecamatan Ambal yang berkembang pesat. Di desa itu pula banyak dijumpai warung sate ambal yang sudah menjadi 'ikon' kuliner di Kabupaten Kebumen. (Suk) (KRjogja.com)