Kebumen Selatan Simpan Aneka Batuan ; Mengulik Batuan Khas Kebumen (3-Habis)

DEPOSIT batuan alam yang dimanfaatkan sebagai bahan batu akik, ternyata tidak melulu berada di wilayah utara Kebumen yang masuk kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung. Beraneka ragam batuan itu juga banyak ditemukan di wilayah selatan, khususnya daerah pegunungan di Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Saat ini, para perajin batu di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah yang berusaha mengangkat batuan khas wilayah itu. Sekitar 10 perajin yang tergabung dalam Koperasi Bukit Kapur Land sedang mengembangkan batu untuk dijadikan mata cincin maupun liontin. Sebagian besar, batu yang dikembangkan jenis jesper dengan kekayaan corak yang menarik. Paling banyak digemari batuan dengan corak pemandangan alam maupun yang menyerupai wajah manusia.

Kerajinan batu di Desa Jatijajar semakin berkembang, bahkan banyak tawaran pameran seiring dengan banyaknya produksi. Bahkan para perajin Jatijajar diundang mengikuti kontes di Batam. Selain batu jenis jesper, di pegunungan selatan juga banyak ditemukan batu jenis amethyist atau pupuler disebut kecubung lavender. Batu yang tersembunyi di antara pegunungan gamping di kawasan karst Gombong selatan itu, juga memiliki karakter berbeda dengan yang ditemukan di Desa Semali, Kecamatan Sempor. Luar Kebumen Ya, kekayaan batuan khas Kebumen memang tidak bisa dipungkiri. Berbagai batuan yang tersebar di dunia, sebagian besar bisa ditemukan di Kebumen.

Namun kondisi ini sering dimanfaatkan pedagang batu yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya dengan menjual batuan luar Kebumen dan mengklaim batu tersebut berasal dari Kebumen. Misalnya, banyak ditemukan di pasaran batuan lavender asal Baturaja, Sumatera yang diklaim sebagai batuan Kebumen. “Ya, semestinya perajin jujur menyampaikan asal usul batuan. Karena sekali ketahuan berbohong seumur hidup akan tidak dipercaya,” ujar Sudarmo, perajin senior Karangsambung.

Selain maraknya batuan luar Kebumen yang beredar, ancaman kerajinan batu di Kebumen, yakni beredarnya batu sintesis dan batu pewarnaan. Sudah banyak penggemar batu yang tertipu membeli batu yang telah diwarnai dengan bahan kimia. “Ulah perajin nakal seperti ini jelas merusak citra batu Kebumen,” imbuh Wahyu Kurniawan, salah satu penggemar batu Kebumen. (Supriyanto-32)

 

sumber : suaramerdeka.com