Warga Klirong Kembangkan Kripik Ikan
KEBUMEN - Warga eksodan yang menetap di RT1/RW1, Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kebumen mengembangkan kripik ikan. Pemrakarsanya, Sarikun (45), yang sejak 2002 tinggal di kawasan perumahan warga eksodan tersebut.
Pada 2011, Sarikun menggunakan rumahnya sebagai sekretariat Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Karya Mina Sejahtera. Kini kelompoknya dipecah menjadi dua.
Karya Mina Sejahtera yang beranggotakan 16 orang fokus mencari ikan di laut dan budidaya ikan lele dan gurami di 28 kolam. Sedangkan satunya yang beranggotakan ibu-ibu bernama Kelompok Pengolah dan Pemasaran (Poklahsar) Mina Harapan memproduksi keripik, nugget dan memasarkannya.
“Poklahsar juga pernah mendapatkan bantuan senilai Rp 30 juta. Bahkan beberapa saat lalu mendapatkan bantuan dari provinsi Jawa Tengah berupa kolam terpal ukuran 57×57 meter sebanyak empat kolam, pakan ikan 1,5 ton dan bibit ikan 40 ribu ekor,” katanya.
Kolam itu digunakan untuk membudidaya ikan lele dengan kapasitas 40.000 ekor. “Saya berusaha sebaik mungkin, karena ini merupakan langkah awal membangun peradaban baru di kawasan eksodan,” kata Sarikun.
Menguntungkan
Proses pembuatan kripik ikan itu tanpa menggunakan penyedap rasa. Hasilnya pun sangat menguntungkan. Kripik ikan jenis rucah tersebut laku Rp 40.000-Rp 45.000 perkilogram. Dan saat ini kripik ikannya telah lulus uji kualitas Laboratorium Kesehatan Daerah Kebumen.
“Dengan keberhasilan membuat dan memasarkan produk tersebut sekarang harga ikan rucah meningkat menjadi Rp 3.000-Rp 4.000 perkilogram,” jelas Sarikun sembari mengungkapkan, sebelumnya ikan tersebut hanya laku Rp 400, sehingga nelayan kerap membuangnya.
Kesuksesan Sarikun itu buah kerja keras. Ia yang ditemani istrinya Karsinem (38) sempat memproduksi batu bata saat awal menetap di kawasan warga eksodan tersebut. Hingga kemudian membuat kolam lele.
Dan usahanya itu menjadi inspirasi bagi warga lain. Sehingga berberapa warga ikut membuat kolam ikan. Usaha yang dilakukannya itu mendapat perhatian Pemkab Kebumen. Dalam hal ini, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kebumen yang membimbingnya untuk membuat Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan).
Berbagai kegiatan, seperti seminar, tertib administrasi dan membangun jaringan dipelajari. Seiring bertambah kemampuannya, Pokdakan yang dibentuk Sarikun mendapat bantuan dari pemerintah dan mulai turun pada tahun 2013 sebesar Rp 20 juta. (K5-32/suaramerdeka.com)