HARGA TAK STABIL, PETANI CABAI PASRAH
AMBAL – Para petani cabai di sejumlah sentra cabai di Kebumen kini mengaku pasrah dengan ketidakstabilan harga cabai di pasaran akhir-akhir ini. Namun di balik kepasrahan itu, banyak di antara mereka yang berusaha menyiasatinya agar usaha penanaman cabai mereka tidak mengalami kerugian.
“Dalam beberapa tahun terakhir ini harga cabai tak pernah stabil. Suatu saat bisa tinggi dan memberi keuntungan besar bagi petani. Namun di saat yang lain,harganya bisa jatuh dan merugikan petani,” ujar Anis petani cabai Desa Ambal Kliwonan Kecamatan Ambal Kebumen,di kebun cabai rawitnya, Jumat (16/10/2015).
Bila petani sudah menyadari kenyataan bahwa harga cabai selalu berfluktuasi menurut Anis hendaknya petani pandai menyiasati agar usaha penanaman cabainya tidak rugi.
Caranya dengan mengatur sebaik mungkin pendapatan. Pada saat harga cabai tinggi, petani sebisa mungkin mengerem pengeluaran agar tak boros. Sebaliknya, saat harga jatuh harus mengerem jumlah cabai yang dipetik agar harganya tidak terus menerus rendah.
“Mengatur jumlah cabai yang dipetik ini sangat mungkin dilakukan petani, mengingat pemetikan cabai bisa dilakukan 30 hingga 40 kali selama 2 bulan. Asalkan tanaman sehat, cara seperti itu bisa dilakukan agar selama 2 bulan petani bisa terus menerus mendapatkan pemasukan, sehingga bisa dihasilkan keuntungan,” jelas Anis.
Harga cabai rawit di tingkat petani di Kebumen rata-rata Rp 13.500,-/kilogram atau naik dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai Rp 12.500,-/kilogram. Sekitar minggu pertama Oktober 2015 lalu harganya hanya Rp 7.500,-/kilogram.
Namun harga cabai merah dan hijau pada Jum’at (16/10/2015) masih di bawah Rp 10 ribu/kilogram, masing-masing Rp 8.500,-/kilogram dan Rp 3.500,-/kilogram. (Dwi/ KRjogja.com /LintasKebumen©2015)