Komunitas Difa Gelar Belajar Bahasa Isyarat

 

KEBUMEN - Dalam rangka memperingati Hari Tunarungu Internasional yang jatuh paa 29 September, Rumah Inklusif dan Komunitas Difa Kebumen menggelar aksi belajar bahasa Isyarat Indonesia (Basindo) di Alun-alun Kebumen, baru-baru ini. Peserta pelatihan yang mengikutinya pun silih berganti. Dengan mengambil tema "Sinau Bahasane Wong Tuli Basindo Bareng Rumah Inklusif dan Komunitas Difa Kebumen" itu para pengguna jalan yang semula hanya melihat-lihat akhirnya tertarik dan ikut bergabung untuk belajar bersama.

"Anak-anak, remaja bahkan orang dewasa membaur menjadi satu. Mereka ternyata tertarik untuk belajar Basindo," tutur salah satu pengurus Rumah Inklusif Yahya Septia KS.

Dijelaskannya, tidak ada batas atau sekat dalam proses belajar. Siapapun boleh belajar Basindo selama mau menggunakan ilmu yang telah dipelajari dengan baik dan bijak. Melihat pentingnya bahasa isyarat untuk tunarungu dan tunawicara, Komunitas Difa Kebumen pun akan terus melaksanakan pembelajaran.

Koordinator Komunitas Difa Kebumen, Muinatul Khoiriyah mengatakan, kegiatan tersebut dimulai pada pukul 07.00-09.00 dengan agenda belajar bareng Basino dengan para Difabel.

Belajar Bersama

Acara dilanjutkan makan dan belajar bersama serta yasinan di Rumah Inklusif yang beralamat di RT 1 RW 1 Desa Kembaran Kecamatan Kebumen pada pukul 14.00-16.00.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengampanyekan peduli difabel kepada seluruh masyarakat. Pasalnya, kaum difabel juga memiliki hak yang sama untuk hidup, berkarya dan berkesempatan bekerja. Kesempatan itu nantinya akan menjadi aksesibilitas mereka di Kebumen.

"Keikutsertaan mereka dalam belajar Basindo merupakan bentuk dukungan nyata untuk para sahabat tunarungu dan tunawicara. Hal itu pun terwujud dengan kebersamaan dan mampu berkomunikasi dengan para penyandang tunarungu dan tunawicara," imbuhnya.

Muinatul menambahkan, kebersamaan tersebut akan menghilangkan sekat antara kaum difabel dan masyarakat umum, sehingga kaum disabilitas di Kebumen akan menjadi semakin diakui keberadaannya.(K5-78)

sumber : suaramerdeka edisi Kamis, 1 Oktober 2015