BPBD Kebumen Pasang EWS di Plumbon
KEBUMEN- Masyarakat Desa Dukuh Rowobayem Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung dapat sedikit merasa lega. Pasalnya di dukuh yang rawan longsor tersebut telah dipasang alat pendeteksi dan peringatan dini atau Early Warning System (EWS).
Pemasangan alat tersebut dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen. Pengadaan EWS tersebut berkat kerjasama Fakultas Teknik UGM Jogjakarta dan PNPB Pusat, Selasa (7/9).
Kepala BPBD Kebumen Eko Widianto mengatakan, kini terdapat tujuh kabupaten se-Indonesia yang sudah di pasang EWS salah satu diantaranya adalah Kabupaten Kebumen. Pada alat tersebut terdapat pengeras suara yang akan berbunyi sesuai dengan status tingkat ancaman bencana. Sehingga masyarakat akan mengetahui secara dini saat ancaman akan datang.
Selain itu alat tersebut juga terhubung langsung dengan Kontor BPBD Kabupaten Kebumen dimana BPBD Kebumen juga akan langsung mengetahui status ancaman di Dukuh Rowobayem. "Selain memasang alat, kita juga memasang pertunjukan jalur evakuasi,"tuturnya.
Dijelaskannya, selain memasang alat, BPBD Kebumen melaksanakan simulasi bersama masyarakat saat menjelang adanya ancaman bencana. Sehingga masyarakat akan berkumpul sesuai dengan jalur evakuasi. Kendati sudah memasang alat moderen, Eko Widianto tetap menyarankan kepasa masyarakat untuk tidak meninggalkan alat tradisional. "Masyarakat tetap harus waspada. Jika alat ini bunyi maka penduduk harus memberi tahu kepada penduduk lainnya dengan menggunakan kentongan. Pasalnya kalau seandainya hujan deras bisa jadi para penduduk yang jauh tidak mendengar bunyi sirine,"katanya.
Eko menambahkan pihaknya tengah mengkaji untuk terus menambah jumlah EWS di wilayah Kebumen. Namun, harus terlebih dahulu menghitung harga satuan alat EWS tersebut. Jika memang harganya terjangkau maka akan memasang diberbagai tempat dengan dana APBD Kebumen. Pasalnya di Kabupaten Kebumen masih banyak daerah yang rawan bencana. Diantaranya Desa Tirtomoyo Kecamatan Poncowarno, Desa Selogiri Kecamatan Karanggayam, Desa Semali, Sampang dan Kedungwringin Kecamatan Sempor serta Desa Tologan Kecamatan Karangsambung.
Terpisah Kepala Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung Siswoyo mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pasalnya sedikitnya terdapat 250 KK yang terancam bencana tanah longsor. "Ya kita sangat bersyukur dengan adanya alat tersebut. Minimal hal itu akan memberi peringatan kepada masyarakat jika akan ada ancaman bencana,"paparnya.
Selama ini, masyarakat di kawasan rawan bencana memilih menggunakan cara- cara tradisional untuk mencegah terjadinya bencana alam. Mereka biasa melakukan ritual tolak bala. Seperti memasang ijuk pohon aren, duri pohon salak, daun sirih dan batang tanaman duri panjang diatas pintu masuk utama rumah.
Semua cara tersebut, dilakukannya semata- mata demi menghindari bencana akan menimpa. "Ini merupakan bentuk dari kearifan lokal. Sebuah adat istiadat yang selalu dijaga keberadaannya,"ucap Siswoyo. (mam)
Kebumen Ekspres, Rabu 9 September 2015