Warga Kebumen Mulai Beli Air Bersih
KEBUMEN, – Krisis air yang menimpa warga yang tinggal di daerah perbukitan pada musim kemarau tahun semakin parah. Bagaimana tidak, sumber air yang mengering membuat sebagian besar warga hanya mengandalkan air bantuan dari Pemkab Kebumen.
Padahal intensitas pengiriman bantuan air untuk desa-desa yang mengalami kekeringan sangat terbatas, hanya sekali seminggu. Padahal air bersih bantuan itu hanya sanggup bertahan untuk memenuhi kebutuhan maksimal selama tiga hari. Selebihnya, warga terpaksa berjuang mencari air bersih satu hingga tiga kilometer.
Celakanya tidak semua warga memiliki tenaga yang cukup untuk mencari air dengan jarak yang begitu jauh. Apalagi, mereka harus antre sejak dini hari untuk mendapatkan air di mata air yang masih mengelurkan air. Hal itulah yang membuat warga terutama orang yang sudah lanjut usia terpaksa membeli air bersih dari warga lain.
Kondisi itu dirasakan Dasem (70) warga Dusun Pagertumpang, Desa Kalirejo, Kecamatan Karanggayam. Saat bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) datang setiap Rabu, dia menyiapkan seluruh jeriken untuk diisi air bersih. Air bersih tersebut digunakan untuk keperluan minum dan memasak. Sedangkan untuk mandi dan mencuci pakaian biasa menggunakan air sungai.
“Ya, tiga hari sudah habis airnya. Sedangkan empat hari berikutnya terpaksa beli air,” keluh Dasem kepada suaramerdeka.com di sela-sela antre air bersih di bak penampungan air.
Dasem menjelaskan, sebenarnya yang dimaksud membeli air itu lebih pada memberi upah kepada warga lain untuk mengambil dari dari sumber air uang jaraknya cukup jauh yakni di Desa Ginandong. Jasa dua jeriken air bersih dihargai sekitar Rp 5.000. Dalam seminggu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Dasem terpaksa merogoh uang sebesar Rp 25.000.
“Ya, uang segitu bagi kami sangat berharga. Tapi bagaimana lagi, mau mencari air sendiri tenaganya sudah tidak kuat,” imbuh Dasem seraya berharap pengiriman bantuan air ditambah.
(Supriyanto/CN39/SM Network)
sumber : suaramerdeka.comm