Keripik Ikan Khas Kebumen, 'Ngangeni'
KEBUMEN - Keripik ikan laut khas dari Kabupaten Kebumen, memang 'ngangeni'. Terlebih menjelang Lebaran, yang namanya makanan yang satu ini, mulai diburu. Akibatnya perajin keripik ikan laut yang mempunyai sentra di Desa Karangrejo Kecamatan Petanahan dan Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong Kebumen, 'berjibun' pesanan.
"Tapi harus bersabar, karena nelayan Petanahan dan Klirong sudah enggan melaut, sehingga bahan baku kurang", ucap Waryanti, perajin keripik ikan laut Karangrejo ditemui 'KRjogja.com'. Minggu (05/07/2015).
"Di musim paceklik ikan, pasokan ikan segar hanya mengandalkan dari Cilacap dan nelayan Desa Pasir Kecamatan Ayah Kebumen saja. Itupun jumlahnya sedikit, jauh di bawah kebutuhan yang sebenarnya," ujar Waryanti.
Perempuan yang satu ini mengaku, bergelut keripik ikan laut sejak 2011. Kini memiliki pelanggan tetap diantaranya pedagang makanan kering di Tasikmalaya,Jakarta, Bogor dan Yogyakarta. Bila panen ikan melimpah bisa mengolah
sampai 1 ton ikan segar menjadi sekitar 3 kuintal keripik ikan berbagai bentuk.
Di antaranya, keripik 'baby fish' atau ikan kecil utuh, keripik tulang ikan, keripik badan ikan dipotong-potong kecil dan keripik ikan sedang utuh setengah jadi dan keripik ikan sedang utuh jadi. Harga keripik ikan tersebut Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu/kilogram.
"Di musim paceklik ikan ini produksinya hanya 1 sampai 2 kuintal ikan segar yang menjadi 30 sampai 60 kilogram keripik saja. Padahal, Idul Fitri 2015 ini permintaan pasar meningkat tajam," ujar Waryanti.
Zakiyah, perajin keripik ikan laut Tanggulangin, menyebutkan selain kekurangan bahan baku, sepanjang Ramadan 2015 harga bahan baku yaitu jenis-jenis ikan berbadan pipih seperti ikan leya dan ekor kuning naik tajam dari Rp 2 ribu/kilogram menjadi Rp 6 ribu/kilogram.
" Untuk bisa mendapatkan bahan baku kini kami harus memberi uang muka kepada pedagang ikan langganan kami agar mereka untuk sementara tak menjualnya kepada perajin ikan asin," jelas Zakiyah.(Dwi) (KRjogja.com)