Pasar Sruni Berubah Jadi Pusat Takjil
ALIAN – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pasar Sruni di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, setiap bulan Ramadan selalu menjadi pusat takjil. Tak ada yang mengetahui persis kapan tradisi ini dimulai, tetapi setiap menjelang berbuka puasa halaman pasar ini selalu ramai diserbu pembeli.
Bahkan tempat ini disebut-sebut sebagai pusat takjil terbesar di Kabupaten Kebumen. Ya, selama bulan Ramadan, setiap menjelang waktu buka puasa Pasar Sruni selalu dipadati ratusan warga. Mereka mendatangi pasar tersebut untuk berbelanja keperluan berbuka puasa.
Pasar yang sempat kisruh terkait dengan penempatan pedagang pasar itu menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam menyiapkan menu berbuka puasa. Aneka menu buka puasa tersedia ditempat seperti es cendol, dadar gulung, kolak, es kelapa muda, nasi bungkus dan lauk pauknya, anke buah-buahan, aneka gorengan hingga lumpia.
Selepas ashar, para pedagang aneka makanan sudah menjajakan lapak di pinggir sepanjang jalan mulai dari Jembatan Sruni hingga pertigaan Surotrunan. Selain itu, para pedagang juga aneka lauk pauk dan sayuran dengan harga yang relatif murah. Adapun para pedagang berasal dari sejumlah desa di sekitar pasar setempat, seperti Desa Sruni, Bandung, Bojongsari dan Roworejo.
Salah satu pedagang Sardiyah (50) mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pedagang musiman di tempat itu. Perempuan sehari-hari yang ikut menjadi perajin tas itu berjualan kolak dan rujak. Untuk satu bungkus kolak dijualnya dengan harga Rp 3.000
Ia mengaku pengunjung mulai ramai mendatang tempat itu sekitar pukul 16.00 hingga menjelang maghrib. Munif, yang berjualan sayuran dan lauk pauk selama dua tahun terakhir itu mengaku, pedagang makanan itu hanya ada selama Ramadan. Selain itu, Pasar Sruni hanya ramai pada pagi hari.
“Lumayan untuk tambah-tambah penghasilan menghadapi Lebaran,” katanya, Senin (22/6). Mengunjungi pasar Sruni memang cukup menarik untuk berburu anekamakanan. Selain beraneka ragam makanan yang ditawarkan, sejumlah barang yang dijual oleh para pedagang harganya miring.
Slamet (28), warga Kebumen, mengaku datang ke Pasar Sruni sore kemarin karena penasaran dengan cerita teman-temannya. “Katanya disini kalau sore ramai banyak jualan. Saya datang saja,” ujarnya. Slamet mengaku bukan hanya untuk membeli makanan untuk berbuka puasa, tetapi dia yang datang bersama teman perempuannya juga sekaligus untuk ngabuburit menunggu waktu buka puasa.(ori/ Radar Banyumas /LintasKebumen©2015)