Petani Tadah Hujan Kebumen Was-Was

KARANGSAMBUNG – Rendahnya intensitas hujan sebulan terakhir ini  membuat para petani padi tadah hujan di sejumlah kecamatan kawasan  pegunungan Kebumen was-was. Akibat minimnya curah hujan tersebut, tanaman padi yang baru mereka tanam sebulan lalu terancam puso akibat kekurangan  air.

“Sebulan setelah lahan kami tanami padi, baru dua kali turun hujan. Tentu  saja tanaman padi kami kini kekurangan air,” ujar Trusmi, petani padi tadah  hujan Desa Banioro  Kecamatan Karangsambung  Kebumen, saat menyiangi rumput di lahan padi tadah hujannya, Rabu (03/06/2015).

Menurut Trusmi dan petani padi tadah hujan Banioro lainnya kondisi tanah yang mengeras itu sangat bertolak belakang dengan kondisinya saat ditanami, awal Mei 2015 lalu. Saat ditanami, lahan mereka masih tergenang air hujan yang kerap turun. Namun setelah waktu penanaman usai, dalam kurun waktu sebulan sampai 3 Juni 2015 hanya turun hujan 2 kali saja.

“Tapi kami pasrah saja dengan keadaan ini, karena untuk menyedot air tanah kami kesulitan biaya untuk pembelian bahan bakar. Mungkin bila tanaman puso, kami akan menggantinya dengan tanaman lain seperti kedelai, tembakau
atau jagung,” jelas Trusmi. (Dwi/ KRjogja.com /LintasKebumen©2015)