Kesadaran Berbudaya Bersih Masih Rendah

KEBUMEN – Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berbudaya bersih lingkungan masih menjadi salah satu kendala utama dalam peraihan adipura. Tidak mudah untuk membentuk mindset sadar kebersihan lingkungan di kalangan masyarakat.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup pada Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kebumen Alfia Diananita Zulfa dalam jumpa pers di Gedung Press Center, Kamis (9/4). Menurut dia, Adipura bukan semata-mata penghargaan, tetapi merupakan upaya membentuk masyarakat kebumen yang bergaya hidup cinta kebersihan, hijau dan teduh.

“Jadi semua upaya yang dilakukan untuk meraih adipura, tidak hanya semata meraih skor penilaian tinggi. Namun juga bentuk proses pembelajaran menuju masyarakat yang sadar kebersihan lingkungan,” ujar Alfia Diananita Zulfa. D

ia menyampaikan, berbagai upaya dilakukan untuk pencapaian Adipura 2015. Termasuk mempersiapkan penilaian Adipura tahap II tahun 2015, yang dijadwalkan akan berlangsung pada minggu ketiga April ini.

Persiapan di beberapa titik pantau, seperti kebersiahan area, saluran drainase, ruang terbuka hijau dan pemilahan dan pengolahan sampah. “Juga dengan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya di desa atau kelurahan penyangga adipura dan sekolah,” imbuhnya.

Bobot Penilaian

Terkait bobot aspek penilaian Adipura, bobot tertinggi adalah pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau (95 persen) dan pengendalian pencemaran air (5 persen).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 6 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program adipura, terdapat penambahan jumlah lokasi pantau dari 14 titik menjadi 15 titik serta perubahan pembobotan yang memengaruhi penilaian. “Fasilitas pengolahan sampah skala kota menjadi titik pantau baru atau menjadi titik pantau yang ke-15,” ungkap perempuan yang akrab disapa Dina tersebut.

Sedangkan untuk bobot lokasi pemantauan, untuk titik pantau dengan bobot nilai tertinggi adalah Tempat Pembuangan Sampah (TPA) dengan bobot 11, fasilitas pengolahan sampah skala kota dengan bobot nilai 10, pasar bobot nilai 8 serta bank sampah 7. Saat ini KLH mengembangkan pengolahan sampah skala kota untuk mengurangi beban TPAdi Kebumen, yakni TPAKaligending dan TPASemali di Sempor.

Pasalnya, dari 840 meter kubik sampah dari Kebumen yang baru 320 meter kubik yang diangkut ke TPAsetiap harinya. Artinya masih ada 520 meter kubik sampah yang perlu penanganan setiap hari. (J19-32)

sumber : suaramerdeka.com