Ketertarikan Investor Cukup Tinggi di Kabupaten Kebumen

KEBUMEN, - Era globalisasi diperlukan kesiapan dunia usaha untuk menghadapi perubahan yang sangat cepat dibidang ekonomi khususnya investasi maupun penanaman modal. Salah satu upaya untuk menghadapi persaingan tersebut diperlukan dalam penataan wilayah atau tata ruang wilayah, untuk mempersiapkan bagi investor atau penanam modal yang menginvestasikan pengembangan usaha khususnya di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Aden Andri Plt. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Kebumen mengatakan kepada tubasmedia.com, untuk tahun 2014 telah melebihi target atau Rp 216 milyar lebih yang telah ditargetkan, dalam penanaman modal. Pencapaian target sesuai amanat Perpres Nomor 16 Tahun 2012 telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kebumen, pada pasal 4 Perpres tersebut diwajibkan setiap Kabupaten/ Kota dan Provinsi menyusun perencanaan umum penanaman modal, dan Kabupaten Kebumen telah menyusun Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Penanaman Modal Tahun 2013-2015.

Dimana pada tahun 2014 mencapai 100% lebih dari target yang telah ditentukan, menurut data Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kabupaten Kebumen total mencapai 97.690 investasi. Ketertarikan investor cukup tinggi untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Kebumen. Kebumen diatas rata-rata yakni dengan skor 5,45, dari survey inventasi 2012 di Jawa Tengah, skor tertinggi 6,51 Wonosobo, dan terendah Wonogiri 4,00. Kawasan-kawasan secara letak geografis di Kabupaten Kebumen sangat strategis untuk membuka lahan maupun investasi sesuai dengan investasi usaha yang akan dikembangkan.

Seperti belum lama ini, lahan di daerah pesisir selatan dibuka usaha sektor perikanan, ternyata sangat respon dan saat ini telah dimulai disektor perikanan tambak/ kolam udang sekitar 100 hektar. Penanaman modal dibagi beberapa kriteria yaitu sektor primer seperti tanaman pangan, peternakan, kehutanan, dan lain-lain, sektor skunder misalnya industri makanan, industri tekstil, perkayuan, dan lain-lainnya, dan terakhir dibidang sektor tersier seperti perlistrikan, gas, dan air, hotel dan restoran dan lain-lainya. (ahmad) (tubasmedia.com)