Pasar Tradisional Dianggarkan Rp 124 ,5 M

KEBUMEN – Pembangunan pasar tradisional yang dilakukan sejak Bupati Buyar Winarso menjabat hingga sekarang menelan dana sekitar Rp 124,5 miliar. Saat ini pasar yang baru dibangun, yakni Pasar Sruni, Alian, Kebumen. Dan di akhir jabatan Bupati Buyar masih membangun Pasar Rowokele. Pada tahun ini juga masih mengalokasikan anggaran untuk meneruskan pembangunan Pasar Banyumudal dan Pasar Hewan Karanganyar. Pembangunan pasar tradisional tersebut diawali pada 2011 yang meliputi Pasar Krakal, Pasar Ambal, Pasar Ayah, dan Pasar Plumbon.

Kemudian pada tahun berikutnya membangun Pasar Jatisari, Pasar Prembun, Pasar Karanganyar, Pasar Tumenggungan, dan Pasar Tlogopragoto. Selanjutnya pada tahun 2013 membangun Pasar Kutowinangun dan Pasar Petanahan. Total pembangunan pasar tradisional dari 2011 hingga 2013 itu sebesar Rp 45.411.561.904. Penyeragaman “Jumlah tersebut di luar Pasar Tumenggungan dan Pasar Petanahan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) Kebumen Azam Fatoni didampingi Kabid Pengelolaan Pasar pada Disperindagsar Kebumen Sigit Basuki, kemarin.

SM/Arif Widodo GARAP PARTISI : Pekerja menggarap partisi untuk menutup los di Pasar Sruni, Alian, Kebumen. (32) Lebih lanjut, untuk pembangunan Pasar Tumenggungan sebesar Rp 52 miliar sedangkan Pasar Petanahan Rp 9,2 miliar. Tahun 2014 membangun Pasar Sruni yang pada awal Januari ini mulai dilakukan perapihan pada los dalam pasar, dengan penyeragaman pembuatan partisi (los yang tertutup). Pembangunan pasar tersebut dengan dana Rp 7,6 miliar. Pada tahun tersebut juga membangun Pasar Banyumudal dan Pasar Hewan Karanganyar dengan dana Rp 1,4 miliar.

Tingkatkan Ekonomi

Selanjutnya pada 2015 meneruskan pembangunan Pasar Banyumudal dengan dana Rp 2,2 miliar dan Pasar Hewan Karanganyar dengan dana Rp 900 juta. Azam Fatoni menjelaskan, alokasi dana untuk meneruskan pembangunan Pasar Banyumudal itu, untuk menambah kios 8 unit, pembuatan pagar, MCK dan tempat pembuangan sampah. Adapun Pasar Hewan Karanganyar melanjutkan urukan. “Selain itu juga penambahan kios di Pasar Kutowinangun,” imbuhnya.

Dijelaskan Azam, pembangunan pasar tradisional tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dana yang digunakan untuk pembangunan pasar tersebut bersumber dari APBN dan APBD. Khusus yang menggunakan APBD, yaitu Pasar Tumenggungan, Petanahan, Banyumudal, dan Pasar Hewan Karanganyar.

Sementara itu, Presidium Forum Masyarakat Sipil (Formasi) Kebumen Yusuf Murtiono menyoroti banyaknya pasar tradisional yang dibangun itu, apakah berdampak pada peningkatan pendapatan para pedagang, khususnya pedagang kecil seiring bermunculannya pasar modern. Harusnya, kata Yusuf,  pada saat membangun pasar tradisional itu, juga ada proteksi terhadap pedagang.

Pihaknya juga mencermati kualitas bangunan infrastruktur tersebut, di mana harus dikontrol pihak terkait agar sesuai spesifikasi yang diinginkan. Terlebih jika baru beberapa dibangun sudah menunjukkan adanya kerusakan serius. “Perlu diingat, pembangunan pasar tradisional itu harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kebumen,” tandasnya. (K5-32)

 

sumber : suaramerdeka.com