Tarif Angkutan Hanya Turun 5 Persen

 

KEBUMEN - Pasca adanya kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah kemarin, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Kebumen menetapkan penurunan tarif angkutan umum sebesar 5 persen tersebut dihitung dari kenaikan tarif angkutan umum yang sebesar 16 persen setelah kenaikan BBM beberapa saat lalu. Penentuan tarif baru tersebut diputuskan dalam rapat bersama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen dan Organda, belum lama ini.

"Jika dirupiahkan, penurunan tarif baru setelah penurunan BBM berkisar Rp 500 hingga Rp 800. Misalnya tarif untuk pelajar yang tadinya Rp 3.500, kini turun menjadi Rp 3.000," kata Kepala Dishubkominfo Kebumen, Drs H Nugroho Tri Waluyo melalui Kasi angkutan trayek dan non trayek pada Dishubkominfo Kebumen, Eko Widiantoro SE, SST, Kamis (22/1).

Dijelaskan Eko, penurunan tarif angkutan umum yang baru tersebut sudah berdasarkan hasil perhitungan seiring dengan turunya harga BBM. Dimana harga BBM jenis premium yang ditetapkan saat ini menjadi Rp 6.700 per liter. Sedangkan harga BBM jenis solar menjadi Rp 6.400 per liter. Selain itu, perhitungan tarif baru juga berdasarkan penurunan harga spare part dan barang-barang lainnya.

Sebenarnya penetapan tarif baru pasca penurunan BBM ini belum resmi. Karena hingga saat ini, drafnya masih menunggu ditanda tangani oleh Bupati sebagai Peraturan Bupati (Perbup). Meski demikian, ketetapan itu sudah disosialisasikan (19/1) kemarin. Bahkan Organda juga sudah mulai memberlakukan ketetapan tarif baru tersebut.

"Terkait sudah ditetapkan tarif baru angkutan umum pasca turunya harga BBM, kita juga telah meminta agar semua Organda untuk mematuhinya. Bagi Organda yang tidak mematuhi aturan tarif yang baru ini, kita juga tidak segan-segan untuk memberikan sanksi kepada mereka," pungkasnya.

Sementara itu salah satu sopir angkutan umum dengan trayek Kebumen-Karangsambung, Supri (32) mengaku tidak masalah dengan ketentuan tarif angkutan yang baru. Pihaknya justru merasa senang dengan adanya penurunan harga BBM oleh pemerintah. Karena dengan begitu masyarakat tidak merasa mahal lagi ketika hendak naik angkutan umum.

"Dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM kemarin, sebenarnya sempat membuat para sopir angkutan umum lesu. Pasalnya kenaikan BBM berimbas naiknya pula tarif angkutan yang pada akhirnya menjadikan sepi penumpang," ungkapnya.

Pendapat lain diungkapkan Dika (23), awak angkutan umum jurusan Kebumen-Prembun, mengaku masih menerapkan tarif lama. Yakni Rp 6000 untuk tarif penumpang umum, dan Rp 3000 untuk pelajar. "Dulu sebelum naik kan pelajar Rp 2000, umum Rp 5000," kata Dika, di terminal non bus Kebumen, Kamis (22/1).

Dia mengaku siap menurunkan tarif setelah ada keputusan resmi dari Pemkab Kebumen dan DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Kebumen. "Kalau memang sudah ada perintah, pasti kami patuhi. Sekarang belum ada," ucapnya.

Hal senada dikatakan Andri (27), Awak angkutan umum jurusan Kebumen-Gombong. Menurutnya, pihaknya tidak keberatan menyesuaikan tarif angkutan setelah harga BBM turun. "Ya, kita ikuti aturan saja. Kalau sudah ada edaran dari paguyuban, kita siap menurunkan," ujarnya.

Saat ini, kata Andri, angkutan umum jurusan Kebumen masih menerapkan tarif Rp 8000 untuk penumpang umum, sedangkan untuk pelajar tidak tentukan pasti. "Kalau jarak dekat Rp 2000, kalau jauh rata-rata Rp 3000. Kalau untuk pelajar memang kita begitu," imbuhnya.

Dia berharap, jika harus menurunkan tarif angkutan, banyak warga kembali beralih menggunakan angkutan umum. Pasalnya, sejak ada kenaikan tarif dia mengeluhkan drastisnya penumpang angkutan umum. "Penumpanya berkurangnya banyak banget," tegasnya.

Sementara itu, berbeda dengan angkutan pedesaan, yang langsung menurunkan tarifnya sehari setelah harga BBM turun. Seperti angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Alian, sejak 19 Januari lalu sudah menurunkan tarif sebesar Rp 1000. tarif untuk pelajar yang semula Rp 4000 sekarang turun menjadi Rp 3000. Sedangkan penumpang sebelumnya Rp 8000, kini turun jadi Rp 7000.

"Karena kesepakatan sama penumpangnya. Soalnya kalau tidak diturunkan, penumpang juga banyak yang keberatan," kata Surip (40), sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Alian sulitkan awak angkutan di lapangan," tadnasnya. (ben/ori)

sumber : kebumen expres