Varietas Padi Baru Dihasilkan P4S



KARANGANYAR - Varietas padi baru dihasilkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Kebumen.

Jenis padi tersebut belum dinamai, namun Ketua P4S Ir Purnomo Singgih menyebutnya varietas Kaliabang, seperti nama sebuah sungai di Karanganyar. Produksinya banyak dan tahap terhadap penyakit. Umur hanya 90 hari sudah panen. "Varietas padi tersebut baunya wangi dan pulen, sehingga enak dimakan. Produktivitasnya hingga 7 ton per hektare untuk masa tanam II ini," kata Purnomo di rumahnya, kemarin.

Varietas tersebut hasil perkawinan Pandanwangi dengan Ciherang. Ia menanam di lahan seluas 3.360 m2. Sistem tanam jajar legawa 4:1. Pemupukan hanya dengan jerami, tanpa penyemprotan, melainkan menggunakan mikroba dalam tanah.

Varietas baru lainnya yakni persilangan Pandanwangi dengan Padi Merah, Inpari VI dengan Mentikwangi, Pandanwangi dengan Cilegis, Logawa dengan Ketan Kresek, Inpari dengan Padi Merah dan Jasmin dengan Ketan Hitam.

Untuk Inpari 13 yang sebagian ditanam pada masa tanam II ini, produksinya diakui Purnomo tinggi. Namun randemen (hasil beras) rendah dan rasanya tidak enak. Tanaman padi jenis Inpari 13 juga mudah roboh saat kemarau. "Saat digepyok pun sulit, sehingga kurang disukai petani," katanya.

Bergantinya varietas itu untuk penyerapan unsur hara. Dengan menanam variatas yang berbeda, kata Purnomo, juga untuk menjaga kultur tanah agar stabil.

Sementara itu, panen raya varietas baru bakal berlangsung di Kecamatan Karangsambung yakni di Desa kedungwaru dan Kecamatan Sadang yakni Desa Wonosari.

Olahan Batan

Masing-masing daerah tersebut tanaman padi seluas 20 hektare. Padi varietas baru itu hasil olahan dari Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen, Ir Pudji Rahaju, panen varietas padi baru itu berlangsung 30 Agustus mendatang.

Lebih lanjut, Pudji Rahaju yang didampingi Kabid Tanaman dan Hortikultura, ir Machasin, pihaknya juga menyediakan junis padi Inpara III yang dikhususkan bagi daerah genangan air. Seperti Bonorowo, Kebumen. Varietas padi tersebut hasil olahan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Menurutnya, panen kali ini masih berlangsung. Pihaknya masih mendata produksi gabah yang dihasilkan. Luas tanaman padi di Kebumen 33.597 hektare. Rata-rata produksinya 6,95 ton per hektare.

"Untuk sementara belum ditemukan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)," imbuh Makhasin. Hama yang menyerang di sejumlah lahan pertanian tersebut tikus. Purnomo menawarkan pil mandul untuk meminimalisir perkembangbiakan tikus. Menurut dia, pil tersebut sudah merambah ke Brebes dan Indramayu. (K5-86)

sumber suaramerdeka

img112.pdf img113.pdf