20 Perias Pengantin Ikuti Ujian Kompetensi
KEBUMEN – Sebanyak 20 perias pengantin dari berbagai wilayah di Kebumen mengikuti uji kompetensi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Tata Rias Pengantin Ngesti Utomo di Jalan Kutoarjo Kebumen, baru-baru ini.
Ujian kompetensi sendiri dilakukan langsung oleh Lembaga Sertifikasi dan Kompetensi(LSK) Jakarta. Adapun pelaksanaan ujian kompetensi dibuka Kepala Bidang Paudni pada Dinas Dikpora Kebumen, Murni Suroso. Ketua LKP Ngesti Utomo, Fadillah Sri Maryatni mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan tiap setahun sekali di LKP Ngesti Utomo. “Untuk ujian kali ini meliputi ujian kompetensi busana rias pengantin Solo Putri,” katanya.
Berbagai materi diujikan antara lain ujian teori tentang tata rias pengantin dan praktik. Untuk ujian praktik seperti merangkai janur, dan melati, kemudian praktik merias mulai dari make up, paes, dan sanggul serta busana pengantin lengkap. Melalui uji kompetensi tersebut, pihaknya berharap bisa menjadikan para perias pengantin di Kebumen sebagai perias profesional, berkualitas, dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Sebab, pada ujian itu para perias juga ditanamkan jiwa sosial. “Salah satu bentuk jiwa sosial perias pengantin adalah wajib membantu masyarakat kurang mampu yang ingin dirias ketika hendak melangsungkan pernikahan. Bantuan itu bisa dengan biaya sangat terjangkau ataupun gratis,’’ terangnya.
Kemampuan Sementara itu, tim penguji dari LSK Jakarta Pusat, Umi Suminah menambahkan, uji kompetensi yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk melihat kemampuan sejumlah perias di Kebumen dalam tata rias pengantin. Setelah peserta selesai mengikuti ujian kompetensi tersebut, hasil selama ujian kemudian akan dibawa ke LSK Jakarta Pusat untuk dinilai. Bagi peserta yang lulus ujian kompetensi, bakal mendapatkan sertifikat dari LSK.
Dengan sertifikat itu, merupakan salah satu bukti bahwa mereka sudah bisa atau layak menjadi seorang penguji atau tenaga pendidik berkualitas di bidangnya. Umi Suminah juga berpesan para perias pengantin ikut membantu melestarikan budaya seni busana tata rias pengantin warisan nenek moyang. Sebab, berbagai macam busana tata rias pengantin yang sudah dibakukan di Indonesia merupakan kekayaan budaya tak ternilai. (K5-52)
sumber : suaramerdeka.com