Ditemukan 344 Kasus HIV/AIDS
KEBUMEN - Kasus HIV/AIDS di Kebumen dari tahun ke tahun terus meningkat yang cukup tinggi. Data yang ada menunjukkan, hingga Agustus 2014 ditemukan sebanyak 344 kasus HIV/AIDS.
Dari jumlah tersebut, 128 kasus atau 37,2% positif HIV. Sedangkan 126 kasus atau 62,8% sudah masuk kategori AIDS. Adapun HIV/AIDS sudah tersebar di semua wilayah kecamatan di Kebumen.
Data tersebut terungkap saat pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) di Aula Setda Kebumen, Senin (13/10). Dalam kegiatan yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kebumen itu, WPA dibentuk di 439 desa di Kebumen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen, Adi Pandoyo menyambut baik pembentukan WPA karena menjadi salah satu langkah untuk memutuskan mata rantai penyebaran HIV/AIDS. WPA juga dipandang sebagai gerakan warga yang memiliki kesiapan, kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah penyakit medis yang ditimbulkan akibat perilaku masyarakat.
Hapus Stigma
"Hal ini diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata sekecil apapun di masyarakat agar mampu menciptakan perubahan perilaku dan sosial di lingkungannya sesuai norma yang berlaku," ujarnya seraya menyebutkan pembentukan WPA sekaligus untuk menghapus stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS.
Adi Pandoyo berharap, dengan dibentuknya WPA dapat menekan angka kasus HIV-AIDS di Kebumen. Sebab, upaya pencegahan tak bisa berjalan maksimal tanpa ada kesadaran dan kepedulian masyarakat itu sendiri. Dengan adanya WPA, minimal masyarakat mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus mematikan tersebut.
Lebih lanjut, pembentukan WPA diharapkan dapat menghasilkan sesuatu dampak positif. Antara lain mengidentifikasi potensi masalah penularan HIV-AIDS di masing-masing wilayah. Adanya edukasi dan fasilitasi masyarakat terhadap pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Kemudian terbentuknya kader WPA yang dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang HIV-AIDS secara benar.
"Juga menjaga harmonisasi warga tanpa adanya diskriminasi bagi orang yang terinfeksi HIV," tandasnya. (J19-78)
sumber : suaramerdeka