Jauh dari Pantai, Air Sumur Berasa Asin

PURING  - Di Kabupaten Kebumen, desa yang bukan berada di daerah pegunungan juga mengalami kesulitan air bersih. Seperti dialami warga Desa Madureja, Kecamatan Puring, akibat air sumur semakin terasa asin di musim kemarau meski jauh dari pantai.

Kemarau juga membuat air sumur berubah warna menjadi kekuningan. Kondisi tersebut membuat kebutuhan air bersih untuk masak dan minum harus dipenuhi dengan membeli. Tidak sedikit pula warga yang memilih menghemat anggaran dengan mengambil air bersih ke desa tetangga.

"Air sumur tidak bisa dikonsumsi karena rasanya asin dan warnanya kekuningan. Untuk masak dan minum, terpaksa membeli air bersih dari penjual keliling. Satu jerigen isi 30 liter, harganya Rp 2.500. Satu jerigen untuk sehari," jelas Susilah (28) warga Dukuh Dadu, Desa Madureja, Selasa (23/9/2014).

Meski air sumur berasa asin, warga tetap memanfaatkannya untuk mandi kendati di badan terasa lengket. Selain itu, untuk mencuci baju meski untuk baju yang berwarna putih, lama-kelamaan menjadi berwarna kuning.

Menurut Kepala Desa Madureja, Asiari, air sumur tidak layak konsumsi dialami lebih dari 100 kepala keluarga (KK) di Dukuh Segaramadu, 86 KK di Dukuh Seroja, 63 KK di Dukuh Kepudang, 38 KK di Dukuh Dadu, dan 30 KK di Dukuh Dadu. "Ada 317 KK dengan lebih dari seribu jiwa yang kesulitan air bersih," ujarnya.

Untuk membantu warga Madureja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen sudah melakukan droping air bersih. Hanya saja, droping air bersih yang diberikan hanya satu tangki. Itu pun seminggu sekali sehingga dirasa masih kurang. (Suk/krjogja)

SUMBER: http://www.beritakebumen.info/2014/09/jauh-dari-pantai-air-sumur-berasa-asin.html#ixzz3EBw3DpHX