Jembatan Luk Ulo Pernah Retak ; Jadi Prioritas Pemantauan

 

KEBUMEN - Pengawasan terhadap kondisi Jembatan Luk Ulo yang berada di jalur lingkar selatan persisnya Desa Muktisari, Kebumen diperketat.

Hal ini menyusul masih tingginya arus lalu lintas akibat perlimpahan jalur angkutan berat dari jalur pantura sebagai dampak amblesnya Jembatan Comal.

Dari sekitar 150 jembatan yang ad di sepanjang jalur selatan mulai Wangon hingga perbatasn DIY, Jembatan Muktisari merupakan salah satu jembatan yang mendapatkan prioritas pemantauan.

Pengamatan dilakukan setiap hari oleh penilik di setiap ruas, sehingga jika ada kerusakan jembatan yang rawan berakibat fatal akan dilaporkan sesegera mungkin.

Pelaksana Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 Satker Wilayah I, Balai besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Farid Hasan mengakui Jembatan Muktisari pernah retak pada plat di sisi timur jembatan. Hanya saja kondisi tersebut terjadi sebelum amblesnya jembatan Comal. Kondisi itu disikapi dengan melakukan pemliharaan rutin dengan grouting sica mutu tinggi dan ditutup dengan wraping. Grouting dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan ringan, seperti retak pada jembatan.

"Tidak ada perubahan setelah pengalihan arus," ujar Farid Hasan kepada Suara Merdeka usai memantau kondisi Jembatan Muktisari, Kebumen, Selasa (2/9).

Terancam Penambangan

Sebelumnya Farid menyampaikan, meski masih aman untuk dilintasi kendaraan berat, tujuh jembatan prioritas pemantauan. Tujuh jembatan yang dinilai rawan itu, meliputi Jembatan Tajum di Rowalo, Cindaga Banyumas, Luk Ulo Muktisari, Kebumen, Keceme Prembun, Jembatan Butuh, Kali Jali Kutoarjo, dan Jembatan Bogowonto. Sejumlah jembatan itu menggunakan rangka baja yang memiliki getaran lebih tinggi dibandingkan dengan jembatan cor atau memakai gelagar.

Sementara itu, selain beban yang semakin tinggi, kondisi Jembatan Muktisari mendapatkan ancaman serius berupa penambangan tanah dan pasir. Penambangan pasir yang tidak terkendali di Sungai Luk Ulo dipastikan dapat mengganggu konstruksi jembatan. Jika tergerus erosi, bangunan penyangga jembatan bisa menggantung dan tidak kuat menahan bebab berat jembatan. (J19-32)

sumber : suaramerdeka