Disperindagpas Kebumen Ajak Tanam Pewarna Alami

KEBUMEN - Kendati sudah berulangkali dirazia, namun para perajin dan pedagang sejumlah makanan olahan berpewarna dari zat berbahaya di Kebumen masih saja membandel. Hampir setiap hari aneka makanan semacam itu masih saja diperdagangkan di  pasar-pasar tradisional di Kebumen, diantaranya cendol, aneka kue, lanting dan kerupuk yang berwarna menyolok.

"Mengingat razia dan pembinaan selama ini sepertinya tak berefek jera bagi perajin maupun pedagangnya, kami kini berusaha menempuh cara pembinaan yang berbeda. Yaitu, mengajak mereka menanam aneka tanaman yang menjadi bahan pewarna alami di desa masing-masing," ungkap Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan  Pengelolaan Pasar (Disperindagpas) Kebumen, Sri Wahyuroh SH, di ruang kerjanya, Kamis (14/08/2014).

Menurut Sri, setelah dikaji tentang penyebab membandelnya perajin menggunakan zat berbahaya sebagai pewarna makanannya, maka disimpulkan bahwa selain dianggap kurang praktis, ketersediaan  tanamannya pun kini kian langka. Seperti tanaman daun suji  ("Dracaena angustifolia") sebagai pewarna hijau pada makanan, kini sangat sulit dijumpai di pekarangan rumah warga di Kebumen.

"Selain harus disadarkan tentang manfaat pewarna alami,  ketersediaannya juga harus terjamin dengan cara gerakan penanaman aneka tanaman tersebut. Setelah jumlah tanamannya banyak, agar mudah didapatkan oleh konsumen bagian tanaman yang digunakan sebagai sumber pewarna seperti daun, batang dan akarnya harus diperjualbelikan pula
di pasar-pasar," ujar Sri. (Dwi)krjogja.com