Penjemuran Sabut Kelapa Terganggu

 

KEBUMEN - Cuaca mendukung dan sering hujan di daerah Kebumen menyebabkan penjemuran bahan kerajinan sabut kelapa di Desa Buluspesantren, kini terganggu.

Menurut seorang perajin sabut kelapa, M Darda, biasanya bahan sabut kelapa sehabis digiling langsung bisa dijemur. Berhubung dalam sepekan ini cuaca tiap hari mendung dan malam hari sering hujan, penjemuran ditunda dua sampai tiga hari. "Namun secara umum produksi tidak terganggu, karena dikerjakan karyawan dan perajin di rumah-rumah," tandasnya.

Dia berharap cuaca musim kemarau kali ini segera normal dan siang hari ada sinar matahari. Sebab terik matahari sangat dibutuhkan untuk menjemur sabut kelapa yang telah digiling dan siap dikerjakan untuk dianyam atau diolah. Dia memproduksi berbagai jenis kerajinan, seperti, tali, coconet (jaring), cocopot atau pengganti polyback untuk tanaman.

Dikerjakan di Rumah

Selain itu, Darda juga memproduksi anyaman sabut kelapa matras dan bahan spring bed. Bahkan saat ini permintaan hasil kerajinan sabut kelapa terus mengalir, antara lain dari Papua, Kalimantan, serta peluang ekspor ke Korea. "Ada permintaan ke Korea mengirim sabut kelapa untuk dipakai sebagai campuran konstruksi tebing sungai," kata dia.

Di rumahnya Rantewringin RT 03 RW 2 sehari-hari Darda menampung sekitar 20 perajin. Adapun perajin lain mengerjakan anyaman sabut kelapa di rumah-rumah warga sekitar mencapai 150 orang. Bahkan kini dia juga dipasok tali sabut kelapa dari  perajin di banyumas, Kroya dan Cilacap.

Dia mengakui untuk pemasaran kerajinan sabut kelapa masih terbuka luas dan tidak ada masalah. Namun salah satu kendalanya, yakni permodalan yang terbatas. Beberapa kali dia mencoba mencari pinjaman ke perbankan namun belum terkabul. "Terus terang modal saya, ya doa para perajin," tandas lelaki yang kerap menjadi instruktur kerajinan sabut kelapa di luar Jawa. (B3-32)

sumber : Suaramerdeka