Sadang Berpotensi Jadi Agropolitan

 

WILAYAH - Kecamatan Sadang, sekitar 25 kilometer utara Kebumen, geografinya berupa pegunungan dengan medan berat. Kondisi itu justru berpotensi menjadi daerah agropolitan sebagai penghasilan buah-buahan, hasil bumi dan makanan rakyat.

Luas wilayah Kecamatan Sadang 54,230 meter persegi memang hanya terdiri atas tujuh desa dengan jumlah penduduk sekitar 20.000 jiwa. Daerah ini berbatasan dengan wilayah pinggirna, terutama dengan Kabupaten Banjarnegara dan wonosobo.

Menurut penuturan Camat Sadang Sukamto, potensi lain dari wisata geologi atau geowisata. Sebab sebagai wilayah yang berupa pegunungan dan dilalui Sungai Luk Ulo, sungai terbesar di Kebumen, termasuk kawasan cagar geologi nasional milik LIPI.

Berbagai potensi alam, batuan, hasil bumi, pertanian dan buah-buahan mendorong Kecamatan Sadang ke depan bukan hanya menjadi agropolitan, namun juga agrowisata. Terbukti sekitar dua bulan lalu dilakukan panen perdana kebun kelengkeng di Desa Seboro.

Kendala Infrastruktur

Namun Sukamto mengakui berbagai kendala masih ada di wilayahnya. Dari jumlah penduduk 20.000 jiwa itu sekitar 50 persen merantau atau menjadi kaum boro. Bahkan yang tinggal di rumah lebih banyak kaum ibu dan anak-anak. Anak lelaki muda dan dewasa banyak yang merantau ke kota besar lantaran sempitnya lahan di rumah.

"Bahkan setiap hari di Kecamatan Sadang ada sekitar 20 travel keluar masuk desa yang melayani penumpang ke Jakarta. Jadi warga Sadang yang mudik sejak dulu sudah dilayani travel pelat hitam untuk sampai desanya," tandas Sukamto.

Kendala lain, yakni dari infrastruktur yakni desa-desa tersebut dipisahkan sungai, dataran tinggi, area Perhutani dan lembah. Tahun 2014 ini, akan dibangun Jembatan Nyaibu di perpbatasan Desa Sadang Kulon dan Wonosari. Jemabtan senilai Rp 3,1 miliar itu diharapkan makin membuka akses desa-desa di Sadang supaya lebih ramai, (Komper Wardopo-32)

sumber : suaramerdeka