Petani Semangka Pesisir Kebumen Bangkit

KEBUMEN  - Setelah enam bulan menghentikan penanaman semangka, petani semangka pesisir Kebumen kini mulai bangkit lagi. Mendekati musim kemarau 2014, mereka memulai kembali aktifitas bertanam semangka dengan harapan mendapatkan hasil yang bagus.

"Sejak Desember 2013 lalu kami libur bertanam semangka, karena frustasi dengan cuaca yang tak bersahabat dan jatuhnya harga buah semangka," ujar Marikun (50), petani Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kebumen, di kebunnya, Selasa (20/05/2014).

Menurut Marikun, petani pesisir yang  rata-rata bermodal lemah kini hanya bisa mengandalkan musim kemarau agar mendapatkan keuntungan memadai. Modal terbatas itu hanya bisa untuk menyewa lahan tak terlalu luas, hanya 2.000 sampai 4.000 meter pesegi saja. Namun dengan harga buah yang bagus, diharapkan modal kerja untuk sewa tanah, membeli pupuk dan pembasmi hama serta upah pekerja, bisa tertutup. Bahkan, bisa mendapatkan keuntungan memadai.

"Dengan bertanam semangka di lahan seluas 2.000 meter pesegi dihabiskan modal sekitar Rp 4 juta. Bila kualitas buah bagus, kami bisa mendapatkan pemasukan Rp 8 juta sampai Rp 10 juta," jelas Marikun.

Sedangkan Sumarjo (60), petani Desa Bercong Kecamatan Buluspesantren, keputusan menghentikan bertanam semangka sepanjang musim penghujan lalu  disebabkan petani harus mengeluarkan tenaga dan modal lebih besar dibandingkan musim kemarau. Namun mengingat harga buah saat itu jatuh, petani pun takut rugi sehingga menghentikan penanaman semangka.

"Saat kondisi tak menguntungkan begitu, kami tak mau berspekulasi meskipun banyak menerima tawaran kerjasama dari para pemilik modal," ungkap Sumarjo.

Kerjasama tersebut dengan cara petani dipinjami modal kerja untuk membeli bibit, pupuk dan keperluan lain oleh pemilik modal. Sistem kerjasama semacam itu menyebabkan petani takut berspekulasi bila hasil  panennya tak bagus, karena berdampak petani akan terjerat hutang. Adapun para pemilik modal itu adalah para juragan buah yang biasa membeli buah semangka saat panen tiba. (Dwi)(KRjogja.com)