Menempati Pasar Darurat, Omzet Malah Meningkat

ALIAN - Pasar Sruni di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, akhirnya dibongkar. Pedagangnya kemudian pindah ke pasar darurat. Uniknya, di lokasi yang serba darurat, omzet pedagang justru meningkat.

Pedagang pindahan karena Pasar Sruni oleh Pemkab Kebumen akan dibangun kembali dengan dana APBN Tugas Pembantuan sebesar Rp 7,8 miliar. Pasar darurat dibangun Paguyuban Pedagang Pasar Sruni (P3S) di Dukuh Karangdadi Bojongsari, sekitar 500 meter dari pasar yang akan dibangun.

Lahan pasar darurat memanfaatkan tanah milik Nahdlatul Ulama (NU) seluas 100 ubin, serta 40 ubin lagi disewa dari warga setempat. Jalan masuk yang semula setapak, oleh P3S dilebarkan dengan cara menguruk sawah sehingga bisa dilalui mobil. P3S juga membuat tempat berdagang berukuran 2x2,5 meter.

Ada sekitar 350 pedagang yang pindah ke pasar darurat sejak Senin (5/5/2014). "Setiap pedagang dikenakan biaya Rp 500 ribu untuk membuat sarana dan prasarana berdagang," jelas Ketua P3S, Kesod (52).

Meski menempati pasar darurat, namun transaksi cukup ramai. Bahkan sejumlah pedagang mengaku omzetnya meningkat dibanding ketika masih berjualan di Pasar Sruni. "Di pasar darurat, ternyata sampai sore pembelinya masih ramai," terang Kharisun (53) pedagang kelontong yang bisa memperoleh Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta perhari.

Pengalaman tersebut membuat para pedagang berencana buka sampai sore jika sudah menempati pasar yang baru. "Memang sewaktu di Pasar Sruni, pedagang pulang setelah Dhuhur. Kalau pasar sudah jadi, setiap hari kami akan buka sampai sore," lanjut Kharisun yang berharap pembangunan Pasar Sruni tepat waktu sehingga sebelum musim hujan tahun depan, pasar sudah bisa ditempati. (Suk/krjogja)


SUMBER: http://www.beritakebumen.info/2014/05/menempati-pasar-darurat-omzet-malah.html#ixzz315OYical