Inovasi, Batik Kebumen Pertahanan Ciri Khas

KEBUMEN - Inovasi batik tulis khas Kebumen harus terus dilakukan agar tidak mengalami stagnasi. Akan tetapi pengembangan batik tulis sebaiknya tetap memeprtahankan ciri khas yang dimiliki batik Kebumen.

"Inovasi batik jangan sampai menghilangkan akar sejarah batik tulis Kebumen yang turun temurun," kata Bupati Kebumen Buyar Winarso saat meninjau pelatihan membatik digelar Balai Latihan Kerja (BLK) Kebumen di Kompleks Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen, Rabu (30/4).

Batik tulis Kebumen memiliki keunikan corak dan warnanya. Secara umum, motif yang dituangkan dalam batik sebagian berasal dari alam seperti bunga yang tumbuh di halaman, daun hingga makanan khas.

Motif-motif batik yang berkembang antara lain jagatan, sirkit, kawung jenggot, ukel cantel, gringsing, dan pugeran. Motif jagatan dan sirkit harganya cukup tinggi lantaran memiliki tingkat kesulitan tinggi. Sedangkan warna-warna khas batik Kebumen seperti biru, merah, ungu, cokelat, hijau, dan kuning.

"Selain sebagai produk ekonomi, kain batik juga merupakan indentitas daerah yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri," ujarnya.

Sementara itu pelatihan membatik kerja sama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) tersebut diikuti 16 peserta. Sebagian besar mereka ibu rumah tangga awalnya tidak bisa membatik. Pelatihan yang digelar memeringati hari Kartini itu berlangsung 14 April hingga 21 Mei mendatang.

Praktik Membatik

Selama mengikuti pelatihan, para peserta dibina instruktur dari BLK Kebumen. Mereka mendapatkan materi mulai mengolah kain, desain pola, pemalaman, pewarnaan dengan metode celup, dan colet hingga melorot alias menghilangkan malam.

"Tak hanya teori, para peserta juga langsung praktik membatik dari awal hingga akhir," ujar Instruktur BLK Kebumen Yasa Raharja.

Menurut Yasa Raharja tahun 2014 BLK Kebumen memiliki dua paket pelatihan membatik. Setelah kerja sama dengan GOW berakhir, pelatihan akan dilanjutkan dengan kerja sama dengan PKK Kebumen. Dengan pelatihan itu, harapannya para peserta memiliki ketrampilan membatik, dan mengembangkan ketrampilan tersebut.

"Semakin banyak warga bisa membatik sekaligus melestarikan budaya warisan leluhur yakni batik tulis," ujar pria asli Semarang yang mengembangkan batik gepyok memakai ranting tersebut. (J19-52)

sumber : suaramerdeka