Masuk TNI Bayar Berarti Tertipu : Pangdam Berantas Mafia Werving

 

GOMBONG - Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo mengaku prihatin, karena masih terjadinya praktik penipuan dalam penerimaan calon prajurit TNI AD. Dia merasa sedih, karena banyak rakyat yang ingin mengabdi pada negara justru harus membayar pada oknum penipu.

"Jika ada yang sudah membayar dalam proses seleksi, berarti menjadi korban penipuan mafia werving," ujar Mayjen TNI Sunindyo usai menjadi inspektur upacara penutupan Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AD Gelombang II Tahap I TA 2013 Kodam IV Diponegoro di Dodik Secata Gombong, Kebumen, Sabtu (12/4).

Mantan Dan Grup 2 Kopassus, Danrindam IV/Diponegoro, Danrem 05/Wijayakarta, Kasdam IV/Diponegoro itu menambahkan, minat pemuda untuk menjadi anggota TNI sangat tinggi. Dari yang dibutuykan sebanyak 250-400 orang, jumlah pendaftar yang mengikuti seleksi mencapai 3.000-5.000 orang.

Anak Petani

Sementara itu, upacara penutupan pendidikan diikuti 434 lulusan Secata Gombong. Diketahui ada satu peserta yang gagal dalam pendidikan dan dikembalikan kepada orang tuanya. Adapun dari 434 lulusan, didominasi anak petani 120 orang, swasta 117 orang, anak TNI AD 49, Polri 3 orang, PNS 49 orang, dan buruh 46 orang. Sisanya anak pensiunan TNI, Polri, dan PNS. Di antara sekian lulusan, ada satu lulusan yang berasal dari Dusun Kepek, Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen, yakni Yugo Prasetyo.

Upacara dihadiri pejabat di jajaran Kodam IV/Diponegoro. Tampak Komandan Rindam IV Kol Inf Muhammad Hasan, anggota Forkominda, seperti Kapolres Kebumen AKBP Faizal, Dandim 0709 Letkol Dany Rakca Andalasawan dan tokoh masyarakat Gombong Liem Kuswintoro dan R Soenarto. Dalam kesempatan itu, Pangdam memberi penghargaan kepada Mukhlis asal Sukoharjo yang terpilih sebagai lulusan terbaik. Selain itu, Pangdam juga memberikan pengarahan pada para orang tua prajurit yang menghadiri upacara penutupan. (J19-32)

sumber : suaramerdeka