Pengunjung Pasar Tumenggungan Tun : Baru 25 Persen Kios yang Buka
KEBUMEN - Usai direnovasi, kini pengelola Pasar Tumenggungan Kebumen, seperti masih memiliki sejumlah pekerjaan baru. Jumlah pengunjung masih membutuhkan perhatian lebih, karena diperkirakan menurun hingga 40 persen.
Suara pentingnya perhatian itu turut diungkapkan Siti, pedagang baju di pasar tersebut Minggu kemarin. Dia mengatakan, penurunan pembeli dirasanya begitu memperihatinkan. Pasalnya, bila sebelum direnovasi dirinya bisa mendapatkan pendapatan kotor sekitar Rp 300.000 - 400.000 per hari, saat ini, jumlah itu tidak bisa didapatkan lagi.
"Kalau sekarang bisa dapat sekitar Rp 200 ribu saja sudah bersyukur. Kadang-kadang bahkan tidak dapat sama sekali," ujar Siti saat ditemui kemarin.
Alasannya, dia mengakui salah satu faktor dimungkinkan letak posisi penjual pakaian di lantai dua. Dia menilai, banyak pembeli enggan naik ke lantai dua, terutama bagi orang yang telah tua. Terlebih ekskalator yang ada diakuinya tidak setiap hari dinyalakan. "Dulu setiap pukul 09.00 sudah mulai ramai, tapi sekarang baru bisa mulai ramai setelah pukul 11.00," ujarnya.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Tumenggungan Kebumen (HPPTK) Kebumen Amin Masykur didampingi Sekretaris Slamet Susilo mengamini perihal sepinya pasar tersebut. Hanya kondisi itu sudah terjadi sebelum renovasi. "Sebenarnya, kalau saya katakan stabil. Memang ada bagian yang sepi, tapi ada juga yang ramai," ujar Amin.
Meski begitu, dirinya tetap mengamini masih ada sejumlah kios maupun los yang belum buka. Jumlah itu diperkirakan ada sekitar 20 persen dari total kios dan los yang ada. Terbanyak, diakuinya kios. Diperkirakan baru sekitar 20-25 persen kios saja yang sudah buka.
"Sebenarnya semua sudah dimiliki. Hanya memang masih ada yang belum buka. Sepertinya baru sekitar 70 hingga 80 persen yang sudah buka," tambahnya.
Permasalahan Kompleks
Terkait belum bukanya sejumlah pedagang itu, dinilainya ada permasalahan kompleks. Selain lokasi yang dinilai sepi, ada juga yang mengaku beralih profesi. Sejumlah pedagang lain, dikatakan ada yang menyewa di tempat lain. "Saat direnovasi, mungkin ada yang menyewa di tempat lain. Kebetulan mungkin saja tempat itu lebih ramai dibandingkan di sini. Akhirnya mereka memilik untuk sementara waktu menetap di sini," imbuhnya.
Terkait kondisi itu, dia berharap adanya sejumlah kegiatan yang menarik masa. Dengan adnaya event tersebut, diharapkan masyarakat dapat semakin mengenal pasar Tumenggungan, terutama setelah direnovasi. "Sebenarnya kami cukup apresiasi dengan renovasi lain. Apalagi saat ii sudah jauh lebih bersih, tertata rapi," tandasnya.
Kepala Pasar Tumenggungan Suhaji mengatakan, tengah mengkaji menurunnya jumlah pembeli di pasar tersebut. "Sebelum renovasi memang setiap hari ada sekitar dua ribu pengunjung. Saat ini berkisar sekitar 1.600 orang tiap hari," katanya.
Dia mengaki tengah fokus dalam hal penataan kios dan kebersihan pasar. Pasalnya, dengan kondisi pasar yang lebih bersih dan tertib, setidaknya dapat menggaet pengunjung yang lebih banyak. "Kami juga telah menjadwalkan agenda kerja bhakti bersama. Tujuannya untuk menjaga kebersihan sekitar pasar ini," ujar Suhaji.
Tidak hanya kebersihan, faktor kenyamanan juga turut diupayakan. Di pasar itu, saat ini telah ada ekskalator. Terkait tidak dioperasikan setiap waktu, Suhaji mengatakan itu permintaan dari sejumlah pedagang.
Tidak itu saja, di dalam pasar juga telah ada setidaknya sembilan titik toilet yang dapat digunakan. "Kami serius menata kebersihan pasar ini. Bila sebelumnya pasar identik dengan kumuh, kini dibuat bersih, sehingga tidak kalah dengan supermarket," terangnya.
Selain itu, Suhaji turut mengamini salah satu alasan penurun pengunjung itu, karena faktor adaptasi. Diperkirakanya, mendekati lebaran nanti jumlah pembeli dapat berangsur membaik. Dirinya menilai proses adaptasi membutuhkan waktu setidaknya satu tahun.(dwa, B3-32)
sumber : suaramerdeka