Diperlukan Subsidi Kedelai
KEBUMEN - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Kebumen akan mendesak pemerintah pusat melakukan operasi pasar jika harga kedelai impor sudah mendekati Rp 9000 perkilogram. Harga kedelai impor yang terus melambung kini mencapai Rp. 7700 hingga Rp. 8.000 perkilogram.
"Yang bisa kami lakukan untuk melindungi perajin tahu dan tempe adalah mendesak pemerintah Provinsi Jateng dan pusat untuk segera melakukan operasi pasar kedelai seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2008," tegas Kasi Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan Disperindagsar Kabupaten Kebumen, Agung Patuh Gunawan Ahmadi, Kamis (26/7).
Menurut Agung, jumlah perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kebumen sekitar 2.000 lebih dengan kebutuhan kedelai sekitar 850 ton perbulan. Perajin tidak bisa terlepas dari kedelai impor karena jika menggunakan kedelai lokal, hasil produksi menjadi cepat busuk.
"Terkait stok kedelai impor, tidak ada masalah. Hanya saja, harganya memang melambung," ujar Agung seraya mengungkapkan, dalam operasi pasar kedelai tahun 2008, pemerintah memberi subsidi Rp. 1.000 perkilogram dari harga pasaran.
Amin Budi Purwanto, Ketua Primkopti ada sekitar 216, termasuk para perajin tempe dan tahu. Diharapkan penanganan masalah kedelai ini dapat seperti dahulu, yakni ada penanganan khusus. Beberapa tahun lalu ada subsidi yang dapat membantu meringankan beban bagi para perajin tahu dan tempe
sumber : KR
Rangkaian Hari Jadi Kebumen ke 78.pdf