Kades Diberdayakan Jadi Penyuluh KB
KEBUMEN - Kurangnya tenaga Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) disikapi Badan Pemberdayaan Perempuan dan keluarga Berencana (BPPKB) dengan menggandeng kepala desa (Kades) dan lurah.
Sebanyak 460 kades dan lurah di Kebumen pun diberdayakan menjadi penyuluh KB di masing-masing wilayahnya. Hal itu tercetus dalam pembinaan pasangan usia subur (PSU) di Hotel Candisari, Karanganyar, Kebumen, Rabu (4/12).
Sebanyak 449 dan 11 lurah yang mengikuti kegiatan itu lantas melakukan komitmen bersama. Mereka menyanggupi untuk menjadi penyuluh KB di berbagai kesempatan, dari mulai menghadiri hajatan hingga kegiatan lain di desa yang dipimpinnya.
"Keberadaan kades dan lurah itu sangat strategis karena mereka yang berhadapan langsung dengan masyarakat," kata Wakil Bupati Kebumen Djuwarni AMdPd saat memberi sambutan dalam acara tersebut.
Pegawai terbatas
Djuwarni yang membuka acara itu mengatakan, penyuluhan KB yang dilakukan para kades dan lurah itu diharapkan lebih mengena untuk menekan angka pertumbuhan penduduk.
Di Kebumen, saat ini satu PLKB mengampu lima sampai delapan desa. Pada era sebelum reformasi, satu PLKB hanya satu sampai dua desa. Jumlah PLKB saat ini belum cukup untuk melayani wilayah yang sedemikian luasnya.
Selain alasan kekurangan jumlah PLKB, daerah juga tidak diperkenankan mengangkat pegawai sebagai PLKB. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain pun memiliki pegawai terbatas, sehingga tidak bisa diperbantukan untuk melakukan penyuluh KB.
Kepala BPPKB Kabupaten Kebumen Dra Retno Yuliati MSi mengatakan, pembinaan pasangan usia subur itu dalam rangka peningkatan peserta KB aktif. Pasangan usia subur unmetneed (presentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kehamilan) masih cukup tinggi, yakni sekitar 10% dari angka ideal 6%. "Kegiatan ini diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Kami berharap berkelanjutan," pintanya.
Pembinaan pasangan usia subur itu diisi oleh Kabid KB Gangsar Wahyudi Amd yang menyampaikan tema tentang kependudukan dan KB. Sedangkan Kasubid KB Sutarso SH yang menyampaikan materi mengenai sosialisasi dua anak cukup dan menghindari empat terlalu yakni terlau muda melahirkan, terlalu dekat melahirkan, terlalu tua melahirkan dan terlalu sering melahirkan. (K5-91)
sumber suara merdeka