Santri ke Kelenteng Belajar Memahami Pluralisme

KEBUMEN  - Santri Pondok Pesantren Al Falah Somalangu Wetan Desa Sumberadi Kecamatan/Kabupaten Kebumen, belajar budaya Tionghoa untuk lebih memahami toleransi, keberagaman, dan pluralisme.

Budaya Tionghoa mereka pelajari dengan berkunjung ke Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Kong Hwie Kiong Kebumen, Sabtu (16/11/2013) sore. Kunjungan santri dipimpim Gus Hakam Ulvi, putra pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH Musyafa Ali.

"Kunjungan santri ke kelenteng agar mengenal, menghormati, peduli akan keragaman budaya. Terlebih lagi hidup di Indonesia yang multi etnik dan multi agama. Saling menghormati itu wajib hukumnya," tandas Ulvi yang mengajak warga Tionghoa berkunjung ke Pondok Pesantren Al Falah.

Di Kelenteng Kong Hwie Kiong yang dibangun tahun 1898, santri disambut hangat Ketua Yayasan TITD Kong Hwie Kiong, Sugeng Budiawan, bersama pengurus dan warga Tionghoa yang lain.

Sugeng tersanjung dengan kunjungan santri. Apalagi baru pertama menerima kunjungan santri. "Kami terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar budaya. Untuk santri yang berkunjung, baru santri Pondok Pesantren Al Falah yang berkunjung ke kelenteng," ujar Sugeng.

Di kelenteng yang berada di Jalan Pramuka Kebumen itu, santri mendapat penjelasan filosofi dari simbol atau ornamen yang ada di dalam maupun di luar kelenteng. Permainan barongsai juga dipertontonkan pada santri yang semuanya baru pertama datang ke kelenteng.

"Rasanya senang bisa belajar budaya Tionghoa dengan datang ke kelenteng. Meski hanya sekilas, namun ada banyak yang bisa diambil hikmahnya," tutur Vika (18) santri yang juga pelajar SMK Al Falah.

Kapolres Kebumen AKBP Faizal hadir karena menganggap kunjungan santri ke kelenteng sangat penting. "Kerukunan adalah dasar yang kuat untuk saling menghormati dan menghargai. Dengan begitu, keamanan dan ketertiban selalu terjaga dengan baik," tegasnya. (Suk)(KRjogja.com)