Kemarau Kekeringan, Hujan Kebanjiran ; Petani Bonorowo Manfaatkan Bendung Wonorejo

 

KEBUMEN - Problem yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Bonorowo, Kebumen selama bertahun-tahun masih belum seluruhnya terselesaikan.

Bagaimana tidak, saat musim kemarau selalu dilanda kekeringan sedangkan pada musim penghujan sawah mereka jadi langganan banjir.

Ketua Paguyuban Petani Bonorawan Miftakhul Amin mengatakan, untuk mengatasi kekeringan para petani memanfaatkan Bendung Wonorejo yang berada di Kecamatan Butuh, Purworejo untuk dikembangkan mengairi lahan pertanian di wilayah kecamatan Bonorowo.

Petani sangat membutuhkan Bendung Wonorejo karena air yang berasal dari Irigasi Wadaslintang tidak maksimal. Akibatnya sering mengalami gagal panen akibat kekurangan air.

"Saat ini bendung sudah berfungsi dengan dibendung dengan balok kayu, begitu juga jaringan irigasinya masih seadanya. Kami berharap bendung yang ada dibangun dengan yang lebih modern," ujar Miftakhul Amin saat kunjungan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ke Bendung Wonorejo, Senin (7/10).

Dari data yang ada, kekeringan yang melanda Kecamatan Bonorowo di musim kemarau disebabkan oleh belum adanya jaringan irigasi teknis di wilayah itu. Irigasi yang ada tidak maksimal karena masih bersifat dwi fungsi yakni masih digunakan untuk pengambilan dan pembuangan air.

"Untuk itu, sejak beberapa tahun lalu para petani mendesak memaksimalkan Bendung Wonorejo beserta jaringan irigasi sampai Desa Ngasinan," tuturnya.

Perlu Kerja sama

Di sisi lain, pada musim penghujan wilayah Kecamatan Bonorowo menjadi langganan banjir. Hal itu disebabkan oleh tidak berfungsinya saluran draenase dan pintu air Silarang dan Silangsur sehingga air tidak bisa menuju sungai Gebang.

Air yang semestinya mengalir ke sungai Gebang dan Sungai Gentang justru mengalir ke lahan pertanian.

"Perlu desain ulang sistem rancang bangun agar sistem irigasi dan drainase bisa berfungsinya sebagaimana mestinya, tandasnya seraya akan mengawal program pengembangan irigasi di Bonorowo.

Sementara itu, kunjungan Ganjar Pranowo didampingi Kepala Dinas PSDA Provinsi Jateng Prasetyo Budi Yuwono. Hadir Bupati Kebumen Buyar Winarso dan Wakil Bupati Djuwarni beserta anggota Forkompinda Kebumen. Tampak para kepala desa serta perwakilan petani.

Dalam kesempatan Kadinas PSD Jateng Prasetyo Budi Yuwono memaparkan kondisi pertanian di Kecamatan Bonorowo.

Pihaknya merencanakan untuk mengembangkan jaringan irigasi untuk mengaliri lahan pertanian seluas 700 hektare di tujuh desa di Kecamatan Bonorowo "Yakni Desa Pujodadi, Balorejo, Tlogorejo, Rowosari, Tlogorejo, Bonjok Kidul dan Bonorowo," katanya.

Sedangkan pemanfaatan Bendung Wonorejo tersebut untuk menyuplai air di Desa Pujodadi hingga ke Desa Ngasinan. Diharapkan tahun 2015 sudah akan bisa terselesaikan.

Sayangnya, dalam kesempatan itu, Ganjar tidak banyak melakukan dialog dengan para petani. Dia tampaknya cukup puas mendengarkan paparan anak buahnya. Begitu pula pernyataan yang disampaikan juga sangat normatif dan tidak seberani ketika kampanye di hadapan para petani.

"Diperlukan kerjasama pemerintah provinsi, kabupaten dan pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Ganjar menyebutkan bahwa tahun 2014 dicanangkan sebagai tahun infrastruktur. (J19-91)

sumber : suaramerdeka