Pelaku UMKM Digelontor Rp 83 Juta

 

KEBUMEN - Pelaku UMKM Kabupaten Kebumen digelontor bantuan dari alokasi APBD II sebanyak Rp 83 juta. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk barang penunjang usaha terdiri atas alat peredaran dan perebus pandan senilai Rp 12 juta sejumlah 30 unit, dan alat penepung senilai Rp 59 juta sebanyak 16 unit.

Selain itu juga alat sealer atau perekat plastik senilai 12 juta sejumlah 30 unit. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kebumen, Drs H Maskhemi M Pd kepada pelaku usaha di Hotel Candisari, Rabu (25/9).

Sebanyak 90 pelaku usaha yang hadir juga diberikan pelatihan penguatan usaha selama dua hari. Pada kesempatan itu peserta diberi materi tentang pengembangan wirausaha, kebijakan UMKM dan ketahanan pangan.

Drs H Maskhemi M Pd mengatakan, bantuan dan pelatihan itu sebagai upaya Pemkab Kebumen untuk meningkatkan produktifitas usaha dan kualitas produk agar bisa diterima pasar. Pengembangan usaha dengan peningkatan mutu atau perbaikan kemasan produk diharapkan akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan para pelaku UMKM.

"Program ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Kebumen untuk memajukan perekonomian daerah, utamanya sektor UMKM, katanya.

Kabid UMKM, Drs H Sudiyono mengatakan, sejauh ini kualitas produk pelaku usaha di Kebumen sudah cukup baik. Bahkan, beberapa produk makanan atau kerajinan khas Kebumen sudah banyak dijual di luar daerah. "Hanya saja, tingkat produktivitas usaha dan kemasan produk masih terbatas dan sederhana," kata dia.

Bersaing

Akibatnya, pelaku usaha Kebumen belum sepenuhnya bisa bersaing dengan produk luar daerah. Karena itu, pelaku usaha harus terus dihina untuk dikembangkan. "Beberapa potensi daerah saat ini juga belum bisa dimaksimalkan," kata dia.

Salah satunya dia menambahkan potensi bengkuang di Kecamatan Prembun. Ketersediaan bengkuang saat ini masih dijual secara tradisional dan belum dikembangkan menjadi makanan olahan. "Beberapa pelaku usaha sudah memiliki ide membuat bengkuang menjadi keripik dan cuka," kata Sudiyono.

Namun, pelaku usaha itu masih terkendala alat-Alat untuk menyerap kadar air bengkuang saat ini belum ada. (K42-91)

sumber : suaramerdeka