Kebumen Butuh Kedelai Impor 860.076 Kg/Bulan

KEBUMEN - Tidak sedikit kebutuhan kedelai bagi perajin tempe dan tahu di Kabupaten Kebumen. Dalam sebulan, sedikitnya harus ada 860.076 kilogram kedelai. Bukan kedelai lokal, melainkan kedelai impor.

"Untuk mencukupi kebutuhan 2.096 perajin tempe dan tahu di Kabupaten Kebumen, sedikitnya harus ada 860.076 kilogram dalam sebulan," jelas Kasi Perlindungan Konsumen pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Kebumen, Agung Patuh, Selasa (17/9/2013).

Kedelai impor paling banyak terserap perajin tempe yang jumlahnya 1.770 perajin. Selebihnya dipakai perajin tahu yang hanya 326 perajin.

Menurut Agung, kebutuhan kedelai impor paling banyak dicukupi oleh distributor swasta. Sedangkan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti), rata-rata hanya mengeluarkan sekitar 150 ton perbulan.

Kedelai lokal tidak terserap perajin karena harganya lebih mahal. Seperti di saat harga kedelai impor di pasaran mencapai Rp 9.500 perkilogram, kedelai lokal justru bertengger di harga Rp 9.900 perkilogram.

Selain mahal, kedelai lokal tidak disukai perajin karena ketika dibuat tempe, tidak bisa diperoleh hasil yang maksimal. "Kalau dengan kedelai lokal, tidak mbabar atau tidak mekar," kata Topo (40) perajin tempe di Kebumen. (Suk)(KRjogja.com)