Tahu dan Tempe di Kebumen Menghilang

KEBUMEN - Pedagang di pasar tradisional Kabupaten Kebumen tidak menjual tahu dan tempe sebagai imbas mogoknya para perajin akibat kenaikan harga kedelai. Selain itu, takut dirazia pengurus Primkopti sehingga kedua komoditas itu menghilang di pasaran.

Di Pasar Tumenggungan Kebumen 2 pedagang tempe yang tergolong besar/grosiran, Ny Tari dan Hj Rohmah, memilih mengosongkan lapak mereka yang biasanya terisi ratusan potong tempe. Sedangkan para pedagang tahu dan tempe eceran, memilih berjualan bahan makanan lainnya. Demikian pula di Pasar Wonokriyo   Gombong, tahu dan tempe pun menghilang.

"Menghilangnya tahu dan tempe di Pasar Tumenggungan menyebabkan pedagang sayur keliling yang biasa 'kulakan' di pasar itu, hari ini tak bisa membawa satupun tahu atau tempe untuk dijual. Untung para pelanggan tak kaget karena sudah tahu tentang rencana aksi mogok perajin tahu dan tempe," jelas Siti Ruminah (30), pedagang sayur keliling asal Karangpoh  Kecamatan Pejagoan Kebumen.

Satu-satunya pasar di Kebumen yang masih menjual tempe pada Kamis adalah Pasar Mertokondo di Desa Kutosari   Kebumen.  Meski hanya sedikit, ada sekitar 10 potong tempe kotak berukuran 4 centimeter x 20 centimeter dan 20 buah tempe berukuran kecil berbungkus daun pisang. Harganya lebih mahal dibanding  hari-hari sebelumnya. Tempe kotak yang dijual oleh Ny Minah (70), yang biasanya  Rp 1.250,-/buah, dijual Rp 2 ribu/buah. Sedangkan tempe bungkus yang dijual Ny Warsi (60), yang biasanya harganya Rp 750,-/buah, dijual Rp 1.250,-/buah. (Dwi)(KRjogja.com)