Rasa Lebih Gurih Miliki Penggemar Fanatik

 

SELAIN - identik dengan objek wisata pemandian air panasnya, Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kebumen memiliki produk unggulan yakni tahu.

Sebagian warga Desa Krakal memang hidup dengan menjadi perajin tahu. Bahkan di sebuah dusun terdapat tempat yang terkenal dengan sebutan Blok Tahu. Sesuai namanya di kawasan itu banyak dihuni oleh warga yang menjadi perajin tahu.

Tahu yang diproduksi perajin Desa Krakal cukup populer karena dibuat secara alami. Bisa dipastikan tahu Krakal memiliki rasa yang benar-benar gurih. Pasalnya, mereka memproduksi tahu secara alami tanpa bahan pengawet. Bahkan salah satu perajin bernama Sarwan (42) masih bertahan menggunakan gilingan kedelai secara tradisional.

Jika perajin lain sudah menggiling kedelai menggunakan mesin giling, warga yang tinggal di RT 03 RW 04 Dusun Krajan itu masih bertahan menggiling kedelai menggunakan gilingan batu.

Dua batu berbentuk lingkaran berdiameter 50 cm yang ditumpuk. Di tengah batu dipasang poros agar bisa digerakkan oleh tenaga manusia. Melalui gesekan dua buah batu tersebut kedelai menjadi lembut.

"Karena menggunakan alat tradisional, tingkat percepatan gilingan lebih lama dibandingkan dengan menggunakan mesin giling," ujar Sarwan kepada Suaramerdeka, kemarin.

Proses pembuatan tahu sebenarnya sama dengan perajin lainnya. Awalnya bahan baku kedelai Amerika direndam hingga empat jam. Setelah bentuknya melar, kedelai tersebut digiling.

Hanya saja, penggilingan dilakukan menggunakan gilingan batu. Setelah itu kedelai yang menjadi adonan direbus hingga mendidih. Setelah disaring baru kemudian dipress. Adapun satu masakan tahu dicetak 4x60 cm yang selanjutnya dipotong menjadi 70-80 potong.

Membatasi Produk

Karena proses pembuatannya yang alami, rasa gurih kedelainya muncul setelah tahu selesai dibuat. Dalam proses penggumpalannya misalnya, dia menggunakan air rebusan kedelai tanpa campuran dengan bahan-bahan lainnya. Setelah tahu putih dicetak dan dipotong-potong, kemudian digoreng dan diberi garam.

Dengan proses itu Sarwan membatasi jumlah produksinya, agar cepat terjual habis begitu dipasarkan. Dalam sehari dia hanya membuat tahu dari sekitar 30 kilogram kedelai. Tahu krakal khas bentuknya yang kopong dan rasanya yang gurih. Biasanya tahu Krakal dujual dalam bentuk tahu goreng sebagai makanan cemilan.

"kata pelanggan, tahu yang digiling menggunakan batu rasanya lebih gurih, sedangkan yang digiling menggunakan mesin rasanya agak kecut," imbuhnya seraya mengaku saat alat gilingan rusak pernah beralih menggunakan mesin dan mendapat protes dari pelanggan. (Supriyanto-86)

sumber : suaramerdeka