Memanfaatkan Limbah Tempurung Kelapa

KEBUMEN  - Terdorong oleh kepeduliannya terhadap banyaknya tempurung kelapa terbuang sia-sia di sejumlah pasar tradisional di Kebumen, Hasan Sodik (20) anak muda asal Dukuh Legok Desa/Kecamatan Pejagoan  Kebumen sejak dua tahun lalu berjuang keras mengolah tempurung kelapa menjadi aneka barang kerajinan. Selain laku keras sebagai souvenir di obyek-obyek wisata Kebumen, kerajinan tempurung itu kini mulai merambah pasar sejumlah daerah.

"Selain terus berinovasi membuat desain-desain baru, untuk memantapkan usaha ini saya terus berupaya mengembangkan daerah pemasaran. Tak hanya bermain di wilayah lokal Kebumen saja, namun juga keluar Kebumen," ujar Hasan ditengah kesibukannya mengolah tempurung menjadi aneka produk kerajinan pesanan mitra usahanya di Yogyakarta dan Bangka, di rumahnya, Senin (09/09/2013).

Ditekuninya usaha itu menurutnya bukan sekedar didorong keinginan menjadi anak muda mandiri. Juga memanfaatkan barang terbuang dan memberdayakan teman yang masih menganggur. Untuk itu ia dibantu dua temannya dalam usaha pengolahan limbah tempurung itu, Avri dan Imam.

Sejak dirinya sekolah di sebuah SMK jurusan listrik di Kebumen, sudah berkutat membuat aneka souvenir dari berbagai jenis bahan baku seperti benang layang-layang dan limbah plastik, untuk biaya sekolah. Sampai akhirnya di tahun 2011 lalu dirinya prihatin ketika dilihatnya tumpukan tempurung terbuang sia-sia di Pasar Tumenggungan Kebumen.

"Sejak itulah saya mantap mengolah tempurung kelapa menjadi vas bunga, asbak, gantungan kunci, hiasan dinding dan lainnya dengan harga antara Rp 5 ribu sampai Rp 50 ribu perbuah. Agar berdaya saing, desain produk diupayakan berciri khas dan berbeda dari produk-produk kerajinan sejenis yang lebih dulu beredar di pasaran," tegas Hasan.

Kualitas dan kuantitas produk yang maksimal diraih Hasan dengan memadukan peralatan listrik dengan manual untuk pemotongan sampai penghalusan bahan baku. Sedangkan untuk pemasaran, setelah sukses mengikuti berbagai pameran dan memasarkannya di obyek-obyek wisata, dipromosikannya produknya ke beberapa daerah lewat sejumlah temannya yang kuliah dan  bekerja di daerah lain. (Dwi)(KRjogja.com)