2.000 Perajin Tahu Tempe Siap Mogok Produksi
KEBUMEN - Sebanyak 2.000 perajin tahu tempe di Kebumen akan berhenti produksi mulai Rabu hingga Jumat (11-13/9).
Aksi mogok produksi sebagai bentuk protes atas mahalnya harga kedelai yang dilakukan perajin Kebumen tidak bareng dengan aksi mogok secara nasional.
Menurut Ketua Kopti Kebumen, Sulmanudin hal itu karena surat dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) terlambat diterima Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kebumen.
Aksi solidaritas nasional yang digalang Gakoptindo sedianya berlangsung Senin-Rabu(9-11/9).
Namun suratnya baru diterima 6 September 2013 sehingga tidak cukup waktu untuk diketahui semua perajin tempe tahu di Kebumen.
"Kami akhirnya mengambil kebijakan aksi tidak produksi dan tidak berjualan tempe tahu dilakukan mulai Rabu hingga Jumat," jelas Sulmanudin didampingi bendaharanya, Muji Suwito, Senin (9/9).
Dia menambahkan, aksi tersebut melibatkan anggota Kopti dan bukan anggota yang jumlahnya sekitar 2.000 perajin.
Selama berlangsung kalau ada yang masih berjualan, disepakati jika nanti ada kedelai bersubsidi, tidak akan diberi.
Siap Mengikuti
Sarwan (42) salah satu perajin tahu di Dusun Krajan, Desa Krakal mengaku sudah menerima surat dari Kopti Kebumen dan Gakoptindo. Untuk itu siap tidak berproduksi seperti yang diinstruksikan.
"Jika hal ini demi kebaikan perajin tahu dan tempe, kami akan mengikutinya," ujar Sarwan.
Lebih lanjut, Sarwan menambahkan harga keelai impor kualitas bagus Rp 9.500/kg sedangkan kualitas sedang Rp 9.000. Padahal dalam sehari, dia rata-rata membutuhkan 30 kg kedelai.
"Kami berharap harga kedelai impor kembali turun, karena jika harga terus naik bisa-bisa perajin tahu kesulitan produksi," ujarnya. (J19-91)
sumber : suaramerdeka