Perajin Batu Bata Kesulitan Bahan Bakar

 

KEBUMEN - Perajin batu bata di wilayah Kecamatan Buluspesantren mengalami kesulitan bahan bakar. Akibatnya, batu bata yang kering tidak bisa langsung dibakar. Selain itu, turunya jumlah stok juga menyebabkan harga kayu bakar jadi mahal. Perajin pun mengaku terpaksa mengeluarkan biaya operasional lebih besar.

Salah satu perajin batu bata, Ahmad Yasin (54) warga Desa Tambakrejo, kecamatan Buluspesantren mengatakan, musim kemarau tak selamanya menjadi musim rezeki bagi perajin batu bata.

Jumlah produksi batu bata pada musim kemarau memang lebih tinggi dibanding musim hujan, tetapi biaya operasional produksinya lebih mahal. "Harga bahan bakar sudah naik," katanya, kemarin.

Dia menjelaskan, saat ini harga kayu bakar gelondong Rp 1.250.000 per rit atau naik dari harga biasanya Rp 1 juta. Sementara untuk harga kayu bakar sedetan seharga Rp 1 juta atau naik dari harga sebelumnya Rp 800.000 per rit.

Kayu bakar tersebut dibeli dari pedagang Purworejo dan wonosobo. "Kami tidak membakar batu bata menggunakan sekam padi, karena memakan waktu lebih lama yakni 15 hari. Sementara bila membakar menggunakan kayu hanya butuh waktu sehari semalam saja," tuturnya.

Perajin lain, Ahmad Saefudin (27) mengatakan, akibat naiknya biaya produksi, harga jual batu bata pun dinaikkan perajin. Untuk batu bata yang dibakar dijual ditempat seharga Rp 500.000 per seribu buah.

Rendahnya Area Tanah

Sementara untuk batu bata mentah dijual Rp 230 per seribu buah. "Kalau diantar maka ditambah ongkos kirim," ujar dia.

Ditambahkan, membuat batu bata sudah jadi mata pencaharian warga Desa Tambakrejo, utamanya saat musim kemarau. Kualitas batu bata tersebut terbilang bagus lantaran jenis tanahnya berupa tanah Greges. Dalam satu bulan rata-rata perajin mampu membuat 26.000 batu bata yang dijual di Kebumen dan sekitarnya.

"Pembuatan batu bata ini juga untuk merendahkan area sawah yang saat ini dinilai masih cukup tinggi, sehingga air irigasi sulit masuk ke wilayah tersebut," katanya. (K42-52)


sumber : suaramerdeka