Puluhan Lapak Belum Ditempati ; Pedagang Sayur Menolak Pindah

 

KEBUMEN - Usai diresmikan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Gita Wirjawan pada 2 Juli lalu, puluhan lapak dan los Pasar Prembun hingga kini masih kosong dan belum ditempati para pedagang.

Akibatnya, kondisi pasar sapi pengunjung. Sebagian besar pedagang masih bertahan di Pasar Kabekelan yang terletak di sebelah timur Pasar Prembun.

Salah satu pedagang ikan tongkol di Pasar Prembun, Rusnawa (63) mengatakan lapak yang belum ditempati terdiri atas lapak atau los pedagang sayuran, bumbon, pedagang ikan, daging dan ayam. Sekitar 30 ruko lebih yang berada di sebelah selatan dan barat juga terlihat masih tutup.

"Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka pasar percontohan itu terancam mangkrak. Sampai saat ini Pasar Prembun masih sepi," katanya, Senin (26/8).

Dia mengatakan, lapak yang kosong tersebut sepenuhnya sudah ada pemiliknya. Namun, mereka belum mau pindah sebelum pedagang sayuran di Pasar Kebekelan pindah ke Pasar Prembun. Sebelum pedagang sayuran pindah, bisa dipastikan Pasar Prembun akan sepi pengunjung.

"Yang banyak meramaikan pasar adalah pedagang sayuran," katanya.

Kondisi sebaliknya terjadi di Pasar Kabekelan. Di pasar tersebut terlihat lebih ramai dibanding Pasar Prembun. Hal itu disebabkan ratusan pedagang sayuran yang masih bertahan di Pasar Kabekelan.

Ketua Paguyuban Pedagang Sayur Pasar Kabekelan, Sumarti (47) saat dikonfirmasi mengaku belum mau pindah ke Pasar Prembun lantaran permintaan pedagang belum dipenuhi oleh pemerintah. Sedianya mereka akan ditempatkan di Pasar Prembun, tepatnya di sebelah utara Mushola.

"Namun, lokasi tersebut hingga kini belum dilengkapi atap, sehingga tidak mungkin ditempati pedagang sayur. Kalau tidak ada atapnya, sayuran akan layu akibat terkena sinar matahari dan tak laku dijual," ungkapnya.

Swadaya

Dia menjelaskan, awalnya pedagang sayur sudah mau membangun atap tersebut secara swadaya.

Namun, ada pemberitahuan dari petugas pasar bahwa pemerintah yang akan membangunkan atap tersebut. "Kami kemudian membatalkan rencana dan menunggu program pemerintah tersebut. Tapi sampai saat ini atap itu belum juga dipasang," keluh sumarti.

Ditambahkan sumarti beberapa alternatif pilihan lokasi tempat berdagang sudah ditolak. Pedagang  mengusulkan lokasi berjualan di lorong pasar, lapak dalam dan lokasi dekat stasiun. "Semuanya ditolak, dan kami dipaksa menempati lokasi yang tidak ada atapnya. Padahal yang saya ketahui, konsep awal seluruh pedagang berada dalam satu atap pasar," papar dia.

Pihaknya juga mengaku tidak akan menentang program pasar percontohan di Pasar Prembun yang pembangunanya menelan uang miliaran rupiah. Pedagang sayur bersepakat akan segera pindah dari Pasar Kabekelan ke Pasar Prembun setelah atap itu dipasang. "Kalau atap sudah dipasang. "Kalau atap sudah dipasang, kami akan segera pindah," tegas dia. (K42-91)

sumber suaramerdeka