Puluhan Lapak Ditinggal Pedagang
KEBUMEN - Sejumlah persoalan mulai muncul di Pasar Tumenggungan selepas diresmikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pada 2 Juli lalu. Salah satunya, puluhan lapak yang berada di sebelah timur bagian tengah pasar mulai ditinggal pedagang.
Pedagang tersebut memilih pindah menempati ruas jalan pasar. Hal itu dilakukan lantaran dagangan mereka tak laku dijual di lapak yang telah ditentukan pemerintah. Akibatnya, keramaian pasar hanya berpusat di pasar sebelah barat dan tengah saja, sementara pasar bagian timur terlihat sepi pembeli.
Salah satu pedagang roti yang masih bertahan di lapak sebelah timur, Sartimah (50), mengatakan, lapak pedagang itu mulai ditinggal pemiliknya beberapa hari sejak pasar diresmikan.
Dampaknya, suasana pasar di sebelah timur menjadi sangat sepi, sehingga pengunjung pun enggan singgah di lokasi tersebut. "Penertiban pedagang harus dilakukan dengan tegas, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan dikalangan pedagang," tuturnya, Selasa (16/7).
Dia menjelaskan, kebanyakan pedagang yang meninggalkan lapak adalah pedagang makanan. Lapak yang telah disediakan pemerintah itu kini hanya digunakan untuk lokasi penyimpangan barang dagangan. "Ada sekitar 50 lapak sudah kosong ditinggal pemiliknya," ujar dia.
Harusnya Steril
Pedagang lain, Supandi (33), menjelaskan, area jalan di dalam pasar seharusnya steril dari pedagang, sehingga tidak mengganggu pengunjung yang akan masuk pasar.
Jika semua pedagang menempati lapak yang telah ditentukan, maka keramaian akan menyebar di seluruh bagian pasar. "Kalau sepi terus, kami bisa bangkrut dan gulung tikar," keluh dia.
Kasi Penertiban Satpol PP, Wrin Andoko mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait sudah melakukan upaya penertiban pedagang yang menempati areal jalan pasar.
Sedikitnya 200 pedagang sudah diberi pengertian untuk menempati lapak mereka kembali. (K42-86)
sumber : suaramerdeka