Kasus Imigran Gelap di Kebumen Diduga Terorganisir
KEBUMEN - Kasus 101 imigran gelap yang dievakuasi dari tengah laut setelah kapal yang ditumpangi menghadapi cuaca buruk di sekitar Pantai Menganti, Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, diduga dikendalikan oleh jaringan terorganisir.
Dugaan itu dikuatkan dari keterangan sejumlah nelayan yang didatangi orang tak dikenal yang meminta bantuan untuk menyelamatkan awak kapal tersebut. "Kami didatangi rombongan bermobil. Jumlahnya ada delapan orang. Menurut mereka, ada dua rekannya yang sedang mengalami masalah dengan kapalnya di laut. Mereka meminta kami menyelamatkan," ungkap Komandan Peleton SAR Lawet Perkasa TPI Pasir, Kecamatan Ayah, Solikhin, Minggu (09/06/2013).
Menurut Solikhin, rombongan yang menggunakan mobil bernomor polisi B, datang menemuinya pada Kamis (06/06/2013) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, ia bersama anggotanya berada di Pantai Pasir untuk memantau situasi setelah mendapat informasi ada kapal yang mengangkut imigran gelap.
Karuan saja, permintaan itu membuatnya curiga. Terlebih lagi ketika ia memberi alasan cuaca tidak memungkinkan, orang yang tidak dikenalnya itu malah mendesak agar malam itu juga dilakukan penyelamatan dengan menawarkan bayaran Rp 1 juta.
Solikhin mengakui, salah satu orang yang ikut memintanya melakukan penyelamatan, bernama Darsono. "Darsono berasal dari Cilacap. Ia pernah menjadi nelayan di TPI Pasir," ujarnya.
Raman (38) nelayan Pasir menambahkan, ketika masih menjadi nelayan di TPI Pasir, Darsono pernah mengungkapkan pengalamannya menggunakan perahu hingga ke Australia. "Hanya saja, untuk apa dan bersama siapa saja ke Australia, tidak diungkapkan oleh Darsono," papar Raman.
Sedangkan Halim (33) juga nelayan TPI Pasir, mengaku pernah melihat kapal tersebut berada di lepas laut, 5 hari sebelum kapal itu terdeteksi mengangkut imigran gelap. "Kami melihat dari jauh kapal itu berhenti di tengah laut. Kami menyangka kapal itu hanya kapal nelayan yang sedang mencari ikan," terang Halim. (Suk)(KRjogja.com)