Kekeringan di Kebumen Meluas

KEBUMEN – Kekeringan di Kabupaten Kebumen meluas. Tahun lalu hanya 82 desa, sedangkan saat ini berkembang mencapai 94 desa dilanda kekeringan. Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen masih mendapat usulan lagi dari desa lain yang meminta bantuan air bersih. Seperti Desa Plarangan, Kecamatan Karanganyar yang mengusulkan Senin (7/9).

”Untuk pendistribusiannya, kami berharap ada bantuan armada tanki karena yang terdampak semakin meluas,” kata Kepala BPBD Kebumen, Eko Widianto didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Muhyidin, Kasi Logistik dan Peralatan Basori, dan Kasi Kedaruratan Arif Rahmadi, kemarin.

Selain meluasnya wilayah yang terdampak kekeringan, juga medan yang berat serta lokasi yang terlampau jauh. Armada yang ada saat ini menurut Eko sudah berumur 17 tahun.

”Jika ada tambahan tanki, kami bisa meningkatkan distribusi air bersih di wilayah terdampak,” jelas Eko sembari menambahkan, saat ini armada yang diturunkan sebanyak 13 armada meliputi 8 tanki, 3 truk, dan 2 pikap.

Wilayah yang terjangkau saat ini mencapai 47 desa yang didropping air bersih sebanyak dua kali seminggu. Sedangkan desa lainnya seminggu sekali.

Untuk sekali pengiriman bervariasi. Misalnya pada Senin (7/9) kemarin yang didistribusikan di 26 desa yang ada pada 12 kecamatan sebanyak 72 rit. Masing-masing armada yang mengangkut air bersih itu berisi 3 ribu liter dan 5 ribu liter.

Merata

Lebih lanjut Eko mengatakan, kekeringan itu sudah merata di wilayah pegunungan di Kebumen. Seperti Sempor, Karanggayam, Karangsambung, Sruweng, dan Pejagoan.

Bahkan Eko yang menyusuri wilayah pegunungan itu mendapati rumput yang telah mengering, sehingga saat terkena api langsung terbakar. Kekeringan itu diprediksi berlangsung sampai November mendatang.

BPBD telah menyiapkan dana dari APBD untuk menangani dampak kekeringan tahun ini sebesar Rp 400 juta atau setara 256 tanki air bersih. Hingga saat ini sudah disalurkan sebanyak 1.608 tanki.

Sisanya sebanyak 448 tanki akan habis selama seminggu ini. Muhyidin menambahkan, kebutuhan dasar air bersih per orang per hari 5 liter. Untuk kebutuhan tambahan meliputi masak, minum dan mandi cuci kakus (MCK) sebanyak 20-40 liter.

Adapun pengiriman yang dilaksanakan selama seminggu mencapai 395 tanki se-Kebumen atau 1.975.000 liter. ”Dan analisa kebutuhan jiwa terdampak kekurangan air bersih di Kebumen selama seminggu sebanyak 3.297.525 liter, sehingga pencapaiannya baru 59,9 persen,” jelasnya.

Kendati demikian, untuk desadesa tertentu pencapaiannya sudah 100 persen dari kebutuhan dasar tersebut. Misalnya di Desa Ginandong, Kecamatan Karanggayam yang terdapat 475 jiwa yang terkena dampak kekurangan air bersih.

Kebutuhan di desa tersebut sebanyak 16.625 liter seminggu. Dan sudah didroping 3 tanki atau setara 15 ribu liter. ”Untuk bisa mencapai 100 persen, tentunya harus ada keterlibatan semua pihak.

Termasuk penambahan intensitas droping dan armada,” imbuh Muhyidin sembari mengatakan, misalnya pendistribusiannya 3 kali seminggu mencapai 660 rit. Adapun penambahan armadanya mencapai 9 tanki dengan kapasitas 5 ribu liter.

Selain menyediakan dana, BPBD juga menerima bantuan dari pihak ketiga. Terkumpul sejak 13 Juli sampai kemarin mencapai Rp 501 juta.

Bantuan tersebut berasal dari pihak swasta/ BUMN/BUMD Rp 199,2 juta, SKPD Rp 66,67 juta, dan bumbung kemanusiaan dari sekolahsekolah Rp 235,2 juta. Bantuan dana tersebut setara dengan 2.864 tanki. Masih ada bantuan lagi dari dari BNPB sebanyak 830 tanki. ”Insya Allah untuk kebutuhan air bersih masih tercukupi,” tutur Muhyidin. (K5-78)

 

sumber : suaramerdeka.com