48 Desa di Kebumen Waspada Tsunami ; Baru Miliki Tiga Alat Deteksi Bencana



KEBUMEN - Sedikitnya 48 desa yang dihuni 40 ribu penduduk di 8 Kecamatan bagian selatan Kabupaten Kebumen rawan tsunami.

Namun, Pemkab Kebumen baru bisa menyediakan tiga unit pendeteksi tsunami (early warning system /EWS) di wilayah yang berada yang berada pada jalur pantai sepanjang 54 km itu.

Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, dr HA Dwi Budi Satrio MKes melalui Kasie Kesiapsiagaan, Ahmad Sofwani SE mengatakan, penambahan fasilitas penanganan bencana wilayah pantai akan dilakukan secara bertahap.

Kita mengakui tiga EWS di pantai Kebumen yang memiliki panjang 54 km itu belum cukup karena keterbatasan anggaran. Namun penambahan akan kita lakukan secara bertahap," kata Sofwani, kemarin.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Drs. Muhyidin menambahkan gempa disertai tsunami sempat terjadi di Kebumen pada 2006 lalu. Dan, berdasarkan riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ancaman jangkauan gelombang tsunami bisa mencapai 200 desa di 12 kecamatan.

Dengan catatan, ketinggian gelombang lebih dari lima meter. Dia mengatakan, peningkatan jumlah kawasan terdampak tsunami tersebut lantaran Kabupaten Kebumen memiliki empat sungai besar yang bermuara di perairan selatan Jawa.

Dari pengalaman tahun 2006 empat sungai tersebut mengirimkan gelombang pasang tsunami hingga jauh ke arah hulu," kata Muhyidin.

Satu-satunya benteng alam di Kebumen yang bisa menahan hantaman gelombang tsunami sekaligus menjadi okasi evakuasi hanyalah wilayah pantai Ayah yang masuk Kecamatan Gombong.

Kondisi geografis di pantai tersebut berupa perbukitan kapur serta pantai tersebut berupa perbukitan kapur serta pantai berkarang. Sedangkan kawasan pesisir pantai Suwuk, Puring hingga pantai Rowo Kecamatan Mirit cenderung datar, sehingga lebih rawan terpapar tsunami.

Dengan kondisi pantai yang landai serta nyaris tanpa penghalang seperti ini, pergerakan gelombang tsunami, pergerakan gelombang tsunami dapat melaju dengat sangat cepat.

Beberapa alternatif yang dianggap cukup masuk akal adalah mengadopsi konsep penanganan bencana tsunami yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Cilacap.

Bukan hanya memaksimalkan fungsi jalur evakuasi, tetapi juga bekerja sama dengan beberapa pemilik gedung bertingkat untuk membentuk jaringan shelter evakuasi.

Kita mungkin akan memanfaatkan gedung-gedung yang ada di pesisir sana. Saat ini yang sedang dibuat ada di Desa Mundu Kecamatan Petanahan menggunakan lahan yang cukup luas untuk diusulkan sebagai shelter," kata Muhyidin. (cah/din)

sumber radar banyumas

174286.jpg Menuju Desa Informatif (1).JPG 174714.jpg