Strategi DOTS, Menekan Jumlah TB di Kebumen

Kebumen - Penyakit Tuberkulosis (TB) telah menjadi masalah kesehatan sampai sekarang. WHO menyatakan bahwa kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis adalah menerapkan strategi DOTS, yang telah teruji ampuh di berbagai negara. Indikator keberhasilan strategi DOTS dalam program pemberantasan TB dapat dilihat melalui dua Tingkat Deteksi Kasus (CDR) dan Keberhasilan pengobatan (SR).

Sejak Tahun 2011 sampai 2012 CDR di Kabupaten Kebumen mengalami kenaikan yaitu dari 59,4 menjadi 59,95% walaupun masih jauh jika dibandingkan dengan target yaitu 70%. Hal ini menunjukkan bahwa langkah pertama pemberantasan tuberkulosis dengan strategi DOTS, mulai menampakkan  hasilnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kebumen, Hj Y. Rini Kristiani, M.Kes melalui Sri Triretnaningsih, Kasi P3 (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) mengatakan "Menentukan jumlah penderita TB berpedoman pada 2 indikator yakni case detection rate ( CDR ) atau berdasarkan jumlah kasus BTA positif yang ditemuakan di bagi target penemuan  dan success rate (SR) atau berdasarkan angka keberhasilan dan pengobatan lengkap. Total penderita berdasarkan CDR pada tahun 2011 mencapai  748 penderita atau sekitar 59.4  %  sementara tahun 2012 mencapai 744  orang atau sekitar  59.95%".

"Angka kesembuhan pasien pada tahun 2005 adalah 88% sudah melebihi target 85%. Tetapi pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 ternyata cakupannya sangat jauh dari target yaitu 78.35%, hal ini terjadi karena adanya pasien yang Drop Out (DO) terutama di RS dan BP4. Penyebab lainnya adalah adanya pasien yang Meninggal dan yang pindah tanpa diketahui hasil akhir pengobatannya" tambahnya lagi.

What DOTS ?

DOTS yang bila ditulis dalam huruf kecil, “dots”, dan kemudian dibalik 180 derajat membacanya, akan terbaca sebagai “stop”. Maksudnya stop tuberkulosis. DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek, yang bila dijabarkan pengertian DOTS dapat dimulai dengan keharusan setiap pengelola program tuberkulosis  untuk direct attention dalam usaha menemukan penderita dengan kata lain mendeteksi kasus dengan pemeriksaan mikroskop.

Kemudian setiap penderita harus di observed dalam memakan obatnya, setiap obat yang ditelan penderita harus di depan seorang pengawas menelan obat (PMO). Selain itu tentunya penderita harus menerima treatment yang tertata dalam sistem pengelolaan, distribusi dengan penyediaan obat yang cukup.

Kemudian, setiap penderita harus mendapat obat yang baik, artinya pengobatan short course standard yang telah terbukti ampuh secara klinis. Akhirnya, harus ada dukungan dari pemerintah yang membuat program penanggulangan tuberkulosis mendapat prioritas yang tinggi dalam pelayanan kesehatan.

Upaya Pemkab Kebumen

Salah satu komponen DOTS adalah Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Kebumen menyelenggarakan Kegiatan-kegiatan yang bertujuan menjamin kesembuhan bagi penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat, mencegah putus berobat dan segera mengatasi efek samping obat jika timbul, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis

Sri juga menjelaskan Kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan tahun 2012 diantaranya ; Pertemuan perencanaan program TB bagi Paramedis, Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi program TB Paru dilakukan disetiap kesempatan yang ada utamanya pada pertemuan Kader di Puskesmas , Kunjungan rumah penderita, Kontack tracing penderita, Validasi data, Pertemuan konsultasi, Adanya Tim TB , Supervisi Tim TB, Supervisi di UPK untuk mengetahui Kendala-kendala yang ada di UPK.

Kendala/permasalahan 

Sayangnya, upaya yang baik ini masih saja menemui permasalahan dalam pelaksanaannya. Hal ini diungkapkan oleh Sri yakni "Implementasi program DOTS ini masih menemui beberapa kendala, diantaranya masih rendahnya tenaga terlatih sesuai strategi DOTS yaitu baru 69.2% dokter terlatih, paramedis  terlatih 68.6% dan mikroskopis terlatih adalah 66.7%. Selain itu kurangnya sarana dan prasarana untuk pemeriksaan mikroskopis yaitu pot sputum, reagen serta Rendahnya alokasi dana untuk kegiatan program TB". Namun dia mengakui bahwa kendala ini tidak mengurangi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dalam menangani TB dilapangan.

 

Admin

download.jpg