Penangkar Kuda Pacu, Profesi Yang Langka

KEBUMEN  - Kendati Kecamatan Ambal telah puluhan tahun lamanya menjadi sentra kuda pacu di Kabupaten Kebumen dan memiliki tradisi tahunan berupa even pacuan kuda di hari lebaran Idul Fitri, namun sampai kini Ambal hanya memiliki seorang penangkar kuda pacu saja. Yaitu, Sarman (65) warga Desa Lajer Kecamatan Ambal Kebumen yang telah 40 tahun lamanya menekuni profesi ini.

" Saya merupakan satu-satunya penangkar kuda pacu di Kabupaten Kebumen. Mahal dan rumitnya pemeliharaan kuda pacu apalagi yang dijadikan sebagai kuda benih mungkin menyebabkan tak banyak orang yang mau menekuni profesi ini, termasuk ketiga anak saya," ungkap Sarman, di halaman rumah sekaligus lokasi penangkaran kuda pacu miliknya, Selasa  (9/4).

Menurut Sarman, penangkar kuda pacu wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada konsumen, yaitu dengan menjaga kualitas kudanya agar dihasilkan kuda pacu benih yang baik. Selain menjaga pakannya sesuai standar pakan kuda pacu, perlakuan lainnya adalah rutin
melatih lari sang kuda kebugaran fisik terjaga dan lentur otot-ototnya. Latihan itu pun harus dilakukan oleh pelatih kuda pacu.

Sedangkan untuk pakan tidak selalu rumput, juga konsentrat terdiri dari aneka bahan  pangan seperti bekatul, beras merah dan jagung. Juga beberapa jenis suplemen seperti kalsium.

" Saya sengaja menanam padi beras merah di lahan seluas 1.750 meter pesegi yang tiap panen menghasilkan 1 ton beras merah agar stok beras merah selalu terjaga," ujar Sarman yang memiliki seekor kuda jantan dan seekor kuda betina benih.

Kuda jantan benihnya bernama Arjuna Jaya berumur 8 tahun adalah kuda poni blasteran Australia dan Amerika yang rutin dijadikan sebagai pejantan oleh para pemilik kuda betina dari berbagai daerah. Tarip satu kali penangkaran Rp 1 juta. Sedangkan kuda betina benihnya (Sakawuni) adalah kuda blasteran Australia dan Nusa Tenggara Timur berumur 6 tahun yang telah melahirkan beberapa ekor anak kuda.

" Pemilik kuda yang ingin menangkarkan kudanya harus datang ke sini membawa kudanya untuk ditangkarkan dengan sistem kawin alami karena kuda sulit menggunakan sistem kawin suntik. Adapun biaya pakan kuda selama kuda menginap, ditanggung pemilik kuda," jelas Sarman. (Dwi) (KRjogja.com)

168036.jpg