Desa Kedunggong, Desa Terpencil ; Menyimpan Banyak Potensi yang Bisa Dikembangkan



DESA - Kedunggong bisa dibilang sebagai salah satu desa terpencil di Kabupaten Kebumen. Satu dar tujuh desa di Kecamatan Sadang, Desa Kedunggong berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat kota Kebumen.

Berpenduduk 2.241 jiwa, desa tersebut berada di ujung timur laut wilayah Kebumen, berbatasan dengan kabupaten Banjarnegara dan wonosobo.

Secara umum, Desa Kedunggong masih cukup asri karena dikelilingi perbukitan hutan rakyat maupun hutan yang dikelola Perum Perhutani. Desa yang dipimpin seorang kepala desa perempuan bernama Kasmini itu diam-diam menyimpan banyak potensi yang layak untuk dikembangkan.

Selain tanaman keras yang terbentang menghijau seluas pandangan, desa dengan luas wilayah 1.025.679 hektare itu memiliki kekayaan buah-buahan. Mangga, rambutan, manggis, salak, pepaya, duku, hingga durian ada di desa itu. Berbagai jenis komoditas buah-buahan itu mulai dikembangkan oleh masyarakat. Salak dan durian menjadi dua komoditas tengah digandrungi masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Delapan Kali

Mulyadi (50), warga Dusun Majasanga salah satu orang yang telah menikmati hasil membudidayakan tanaman salak.


Tanah seluas 1 hektare miliknya yang sebelumnya hanya ditumbuhi semak belukar saat ini menjadi sumber penghasilan setelah dia menanaminya dengan 3.000 pohon salak.

Dalam setahun dia bisa panen sampai delapan kali. Padahal sekali panen, paling tidak menghasilkan hingga tiga ton buah salak. "Dulu saya beli bibit dari Sleman dengan modal Rp 6 juta," ujar Mulyadi kepada Suaramerdeka.

Bapak empat anak tersebut merupakan pioner pembudi daya tanaman salak di Desa Kedunggong. Sejak ditanam pertama kali 15 tahun lalu, hingga saat ini pohon salak terus meluas. (Supriyanto-86)

sumber SM