Tambahan Ekonomi dari Emas di Sungai Luk Ulo

KARANGGAYAM - Bagi sebagian warga, khususnya yang tinggal di sekitar aliran sungai Luk Ulo bagian utara (Karangsambung, Karanggayam) mungkin tak mengherankan lagi jika melihat aktivitas warga mendulang emas. Sejak lama daerah tersebut memang diketahui menyimpan kandungan emas.

Tak sedikit dari warga yang mengetahui potensi tersebut menambang atau mendulangnya secara tradisional. Seperti yang terlihat di Desa Wonotirto Kecamatan Karanggayam. Saat tim Berita Kebumen melintas daerah itu, tampak beberapa warga yang sedang sibuk menggoyang dan memutar alat menyerupai wajan besar di sungai Luk Ulo.

"Mereka lagi pada nyari emas, pak. Dulu saya juga sering ikut mencari" jelas Tahrirudin (14) yang rumahnya tak jauh dari lokasi, Senin (4/3/13).

Udin mengaku, dulu sejak masih Sekolah Dasar (SD) hampir setiap hari ia bersama warga lainnya ikut mendulang emas di tepi sungai Luk Ulo usai pulang sekolah. Namun kini ia tak melanjutkan aktivitas tersebut karena harus bersekolah di MTs An Nawawi Kebumen dan tinggal di asrama Panti Asuhan Nurul Barokah Kebumen.

Ia dan warga lainnya mendapat rata-rata 1 gram emas per harinya. Emas tersebut kemudian dijual ke pengepul di Karangsambung dengan harga berkisar dua ratus ribuan per gramnya.

Selain dari emas, warga sekitar juga mendapat tambahan penghasilan dari bebatuan yang mereka kumpulkan. Salah satunya adalah Martinah, warga Trenggulun Desa Wonotirto Kecamatan Karanggayam. Ia mengumpulkan beragam jenis, bentuk dan ukuran batu-batuan di halaman rumahnya. Pembeli biasanya datang ke rumah untuk mengambil batu-batu tersebut. Harganya bervariasi, tergantung jenis, ukuran dan bentuk batu.

"Dulu pernah ada yang beli tiga harganya satu juta." ujar Martinah sembari menunjuk batu besar yang berbentuk unik. (bk01/mat)

mendulang emas karangsambung.jpg