Menko PMK Tekankan Percepatan Penanganan Stunting dan TBC, Jateng Didorong Jadi Contoh Sinergi Kesehatan Nasional
SEMARANG – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Pratikno, menegaskan bahwa dua permasalahan utama di bidang kesehatan yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia adalah stunting dan tuberkulosis (TBC).
“Ini adalah masalah kita bersama dan perlu ditangani dengan cepat. Presiden telah memberikan arahan langsung kepada jajaran kabinet untuk mempercepat penanganannya,” ujar Pratikno usai menghadiri Forum Ilmiah Tahunan dan Musyawarah Kerja Nasional Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jumat (31/10/2025).
Ia menekankan bahwa upaya mengatasi stunting dan TBC memerlukan peran penting dari Ahli Kesehatan Masyarakat (AKM), yang memiliki pendekatan menyeluruh terhadap masalah kesehatan masyarakat. Selain itu, Pratikno juga menyoroti ancaman penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis), seperti kasus rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta penyakit lain yang ditularkan oleh hewan seperti malaria dan demam berdarah.
“Inilah pentingnya peran para ahli kesehatan masyarakat, karena penanganannya tidak hanya lewat pendekatan medis klinis, tetapi juga sosial, gaya hidup, serta memperhatikan kesehatan hewan dan lingkungan,” jelasnya.
Pratikno menilai, sinergi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan kesehatan. Ia mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, yang aktif mengintegrasikan berbagai program kesehatan dan penanggulangan kemiskinan, serta melibatkan perguruan tinggi dan tenaga kesehatan masyarakat di daerah.
“Pak Gubernur Jateng ini sangat aktif. Beliau menyatukan berbagai program di lapangan dan menggandeng kampus serta para ahli kesehatan masyarakat untuk bersama-sama menangani masalah ini,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa kesehatan dan keselamatan masyarakat merupakan prioritas utama. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan melalui program dokter spesialis keliling (Speling) yang menjangkau wilayah pedesaan.
Hingga 13 Oktober 2025, program Speling telah hadir di 595 desa di 35 kabupaten/kota, dengan 64.278 jiwa penerima manfaat. Program ini juga terintegrasi dengan skrining TBC menggunakan alat portable, meski jumlah perangkatnya masih terbatas dan perlu ditambah agar dapat menjangkau lebih banyak daerah.
“Program Speling ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Namun untuk pemeriksaan TBC, kami masih membutuhkan lebih banyak alat yang bisa menjangkau desa-desa,” ujar Luthfi.
Ia menambahkan, untuk memperkuat pelayanan kesehatan, Pemprov Jateng membangun kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta menggandeng rumah sakit pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik.
“Semua pihak kami libatkan agar pelayanan kesehatan semakin menyeluruh dan dirasakan masyarakat,” pungkasnya.
Sumber : jatengprov.go.id
IMG-20251031-WA0118-1536x1024.jpg
IMG-20251031-WA0121-1024x683.jpg