Jawa Tengah Melesat Jadi Provinsi Ekonomi Kreatif: Ekspor Capai Rp53 Triliun, 150 Kecamatan Berdaya Jadi Penggerak Baru
SEMARANG — Cita-cita Gubernur Ahmad Luthfi untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai Provinsi Ekonomi Kreatif (Ekraf) mulai menunjukkan hasil nyata. Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di provinsi ini terus meningkat signifikan dan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah.
Data Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat, pada semester I tahun 2025, nilai ekspor produk ekonomi kreatif Jawa Tengah mencapai sekitar Rp53 triliun, menjadikannya provinsi dengan ekspor ekraf terbesar kedua secara nasional. Dari sisi investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Jawa Tengah menempati posisi ketiga terbesar nasional dengan nilai investasi ekraf sebesar Rp11,45 triliun.
Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya menilai, perkembangan ekraf Jawa Tengah menunjukkan kemajuan pesat, baik dari sisi investasi, ekspor, maupun jumlah pelaku kreatif. “Harapannya, ekonomi kreatif Jawa Tengah bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujarnya saat menghadiri puncak Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) di Grhadika Bhakti Praja, Jumat (31/10/2025) malam.
Riefky menambahkan, subsektor fesyen, kriya, dan kuliner masih menjadi penyumbang terbesar ekspor produk ekraf dari Jawa Tengah. Ke depan, pemerintah mendorong subsektor game, musik, film, dan animasi untuk tumbuh lebih pesat. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas pihak (hexahelix) guna mengatasi tantangan permodalan yang masih sering dihadapi pelaku ekraf.
Jawa Tengah juga dinilai sebagai provinsi paling progresif dalam pengembangan daerah kreatif, dengan 12 kabupaten/kota kreatif — jumlah tertinggi di Indonesia. “Ekonomi kreatif tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan, ekonomi kreatif telah menjadi tulang punggung (backbone) ekonomi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi terus mendorong pertumbuhan sektor ini melalui penguatan SDM pelaku ekraf, pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi profesi, serta dukungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Langkah strategis terbaru adalah program Kecamatan Berdaya, yang menjadikan kecamatan sebagai sentra pengembangan ekonomi kreatif dengan melibatkan pegiat dari desa-desa sekitar. Saat ini sudah ada 150 kecamatan yang menjadi proyek percontohan di seluruh Jawa Tengah. “Kecamatan berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pembinaan ekonomi kreatif desa,” jelas Luthfi.
Untuk mendukung permodalan, Bank Jateng juga siap memfasilitasi pelaku ekraf melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih mudah mengembangkan usaha mereka.
Dengan langkah-langkah tersebut, cita-cita menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi ekonomi kreatif unggulan nasional kini semakin nyata.
Sumber : jatengprov.go.id
IMG-20251030-WA0154.jpg
IMG-20251102-WA0017-1024x682.jpg
IMG-20251102-WA0016.jpg
IMG-20251102-WA0019-1024x682.jpg